Seorang suami adalah pemimpin bagi istrinya. Ia menjadi tulang
punggung keluarga, karena tugas mencari nafkah sejatinya ada di tangannya. Ketika
peran itu tergantikan, biasanya terjadi ketimpangan dalam hubungan suami istri.
Di zaman sekarang, tak jarang wanita bekerja di luar rumah mengembangkan kariernya.
Emansipasi, persamaan hak selalu didengung-dengungkan. Tak jarang pula
penghasilan wanita karier tersebut melonjak melampaui penghasilan sang suami.
Meskipun tingkat ekonomi membaik, karena ada dua pintu penghasilan, kadang
urusan anak menjadi terbengkalai. Kebutuhan akan kasih sayang yang sudah
menjadi haknya menjadi terabaikan. Akhirnya, anak yang menjadi korban. Padahal
orang tua bekerja untuk siapa?
Hal itu pula yang terjadi pada pasangan muda, Wanda dan
Sidhi. Wanda yang pernah belajar masak di Austria dengan spesialisasi kue,
ingin memraktekkan ilmu yang dikuasainya dengan membuka bisnis kue
kecil-kecilan. Awalnya, ia hanya menjadi pemasok beberapa jenis kue dengan
sistem kontrak di sebuah bistro bernama Little Rose milik ibu Rosy yang terkenal
angkuh dan merajai dunia bisnis restoran di Jakarta. Lambat laun, kue-kue Wanda
banyak disukai dan laris manis. Hal itu semakin mengukuhkan keinginan Wanda
untuk membuka bistro sendiri, lepas dari bayang-bayang Little Rose. Tapi
ternyata, lepas dari Little Rose tak semudah seperti yang dibayangkan Wanda.
Little Rose sadar sepenuhnya bahwa salah satu pemasoknya ingin tumbuh menjadi
pesaingnya.
Tekad sudah bulat, ambisi Wanda sudah tidak dapat
dikompromikan lagi. Meskipun akhirnya tetap menjadi pemasok bagi Little Rose,
ia juga tetap pada keinginannya untuk membuka usahanya sendiri. Didukung oleh
Alex, sahabat Sidhi dan Wanda, yang seorang pengusaha muda nan sukses, usahapun
dirintis. Meskipun tetap bekerja dari rumah, kesibukan Wanda menjadi
berlipat-lipat. Ia hampir tidak ada waktu untuk melihat perkembangan putra
semata wayangnya yang baru berumur beberapa bulan. Otomatis, tugas mengurus
anak dan hal-hal lain yang melingkupinya berpindah ke tangan Sidhi. Ketika usaha
Wanda semakin berkembang dan berhasil membuka beberapa cabang, penghasilan
Wanda melesat melampaui penghasilan Sidhi yang hanya seorang pegawai negeri,
arkeolog yang sepenuhnya bekerja di museum. Wanda semakin acuh dengan urusan
anaknya. Parahnya, hubungan dengan Sidhipun merenggang.
Berbanding terbalik dengan hal itu, hubungan antara Wanda
dan Alex justru berkembang dengan sangat manisnya. Alex yang sedari awal bertemu
memang sudah jatuh hati pada Wanda, bersedia membantu apa saja asalkan
keinginan Wanda tercapai. Alex pula yang mengurus ini itu ketika Wanda
berencana mengikuti lomba masak yang digelar di Vienna, Austria, tempat dimana
mereka bertiga (Alex, Wanda dan Sidhi) bertemu untuk pertama kalinya. Pikiran
Wandapun tercemar, ambisinya yang besar di dunia bisnis mengatakan bahwa
seharusnya Alexlah yang menikah dengannya, bukan Sidhi. Keputusan Wanda dan
Sidhi untuk menikahpun sebenarnya dari awal sudah ditentang keluarga
masing-masing, mengingat pertemuan mereka yang singkat, hanya tiga hari!
Selanjutnya, hal-hal yang terjadi kemudian juga terhitung kilat dan instant. Membuat semua hal terasa salah
di mata Wanda.
Dituturkan dengan bahasa yang renyah, konflik dalam novel
ini mengalir lembut dan bertahap. Setting yang mengambil lokasi di dua kota
dari negara yang berbeda, yakni Vienna dan Jakarta membuat ceritanya menjadi
tidak membosankan. Kita akan disuguhi panorama kota Vienna dengan detail-detail yang asyik, seperti istana
kaisar Austria, museum, halte-halte kereta bawah tanah sampai restoran-restoran
klasiknya. Tak heran, pengarangnya memang sudah belasan tahun berdomisili di Austria,
jadi sudah hafal seluk-beluk kotanya. Porsi dialog dalam novel ini lebih
mendominasi dibandingkan dengan narasi. Tokohnya juga tidak terlalu banyak,
hanya fokus antara Wanda, Sidhi dan Alex.
Bagaimana akhir dari kisah mereka bertiga? Apakah semua
ambisi Wanda terpenuhi? Apakah perasaan Alex tidak berubah, ketika ia sadar
bahwa Wanda hanya memanfaatkannya saja? Lalu, bagaimana dengan Sidhi yang
sedari awal selalu berusaha menerima dan memahami apapun yang Wanda inginkan?
Mampukah sang buah hati merekatkan kembali hubungan mereka yang terkoyak?
Temukan jawabannya di novel yang bercover
manis dengan nuansa kuning lembut ini.
Ambisi itu selamanya tidak akan pernah habis. Ketika kita
memilih untuk terus mengejarnya, maka relakanlah hal-hal yang penting dalam
hidup kita, ikut terenggut bersamanya. Ada hal-hal sederhana dalam hidup yang
kadang kita lupakan keberadaannya, padahal mungkin itulah harta kita yang
paling berharga dan tidak bisa ditukar nilainya dengan rupiah atau alat
pengukur apapun.
Judul Buku : OLEZ, Vienna Untuk Cinta
Pengarang : Kusumastuti Fischer
Penerbit : Ufuk Fiction
Terbit : Juli 2012
Harga : Rp 39.900,-
Tebal : 226 Halaman
ISBN : 9786021834978
No comments