Al Masjid Al Haram



Speechless…

Aku tak mampu berkata-kata. Aku terbungkam oleh bahagia yang nyata. Tak ada yang ingin kulakukan kecuali sujud syukur.

Inilah… inilah tempat yang selalu dicita-citakan, tempat yang tak henti diperjuangkan untuk dikunjungi. Tempat yang paling dirindukan oleh hati terdalam.

Siapalah saya, Allah mampukan menginjakkan kaki di tanah haram, rumah-Nya. Jika bukan karena rahmat dan kasih-Nya, rasanya hal itu hanya sebatas angan yang tak tergapai.

Haru, sedu, sedan. Semua rasa bercampur menjadi satu, yang tak mudah diterjemahkan, saat mata memandang Baitullah dengan segala keindahan dan kedamaian yang melingkupinya. Seakan-akan, hati menginginkan waktu terhenti saja di detik itu. Yang kemudian tak henti-henti berharap, agar nanti ada kesempatan lagi dan lagi.

Semua terasa indah. Hal-hal yang telah berlalu seolah tak berarti. Bahkan hal-hal yang menyenangkan dan menyedihkan sekalipun. Segala yang fana, yang dalam memperjuangkannya harus jatuh bangun. Semuanya itu terasa sangat ringan jika pada akhirnya, anugerah yang hebat ini adalah hadiahnya.

Alhamdulillah



 



 



 

 



 

 


 
Untukmu

Dua puluh langkah menujumu
Seketika semilir sejukmu menyambutku
Tujuh langkah menujumu
Semerbak harum wangimu membelaiku
Saat menyentuhmu, luruh segala resahku
Saat membersamaimu, runtuh segala penatku
Di dalammu, kedamaian dan ketenteraman merasuk kalbuku
Di sisimu, kepasrahan akan adaku
Melebur bersama sujud-sujudku
Menjejakkan langkah dalam matafmu
Semakin kokohkan keyakinanku
Akan ada-Mu, akan jannah-Mu

Satu langkah beranjak darimu
Seketika kebimbangan menyergapku
Jutaan langkah terpaut darimu
Kerinduan begitu nyalang mengepungku
Memerangkap dalam setiap hasratku
Yang lebur dalam do'a-do'aku
Terpanjatkan hanya untuk-Mu
Berharap kami kembali mengunjungimu
Aamiin



 




You Might Also Like

No comments