Film-Film Studio Ghibli (Bagian 2)

Hai-hai, jumpa lagi. Kita lanjutin yuk ngobrolin film-film Studio Ghibli. Dalam postingan sebelumnya, saya sudah mengulas pendek 12 film Studio Ghibli. Gimana, apakah kalian sudah nonton semua? Film terakhir yang diulas adalah My Neighbors the Yamadas yang diproduksi tahun 1995. Sekarang mari kita ulas film selanjutnya, yang kebetulan diproduksi setelah milenium baru, periode 2000-an.. Let’s check it out:

 

13.       Spirited Away (2001)

Film yang mendapat banyak penghargaan ini ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Menceritakan tentang gadis 10 tahun bernama Chihiro dan orang tuanya yang pindah ke rumah barunya, tapi melalui jalan yang salah dan akhirnya membawa mereka terjebak di dunia Kami (dunia roh). Orang tuanya berubah menjadi babi setelah makan di sebuah restoran kosong tapi berlimpah makanan.

Dalam lika-liku perjalanannya di dunia roh itu, ia bertemu dengan Haku yang siap membantunya. Chihiro mengambil pekerjaan di sebuah pemandian umum sebagai upayanya menemukan jalan membebaskan diri dan orang tuanya, agar bisa kembali ke dunia manusia.

Tema film ini dipengaruhi oleh dongeng Jepang yang beraliran Shinto-Budha. Film ini sering dibandingkan dengan Alice’s Adventures in Wonderland dan The Wonderfull Wizard of Oz. Pesan kental yang diusung film ini adalah tentang keserahakan manusia. Ini sebagai kritik sosial terhadap masyarakat Jepang di era 1980-an saat resesi dan tidak punya cukup makanan untuk dimakan. Saat itu Jepang dalam masa bubble economy (consumer society).

 

14.       The Cat Returns (2002)

Film ini ditulis oleh Reiko Yoshida dan disutradarai oleh Hiroyuki Morita. Bercerita tentang Haru Yoshioka, remaja sekolah menengah yang pendiam dan pemalu. Suatu hari, ia menyelamatkan kucing yang hampir tertabrak truk. Kucing yang ditolongnya ternyata adalah Lune, Pangeran dari Kerajaan Kucing.

Sebagai bentuk terima kasih, pasukan dari Kerajaan Kucing banyak memberinya hadiah yang tak disangka-sangka. Suatu hari, seekor kucing putih bernama Muta menuntunnya bertemu Baron (karakter kucing yang sama dalam Whisper of the Heart), yang pada akhirnya membawa mereka ke Kerajaan Kucing.

Di kerajaan kucing, Haru perlahan-lahan berubah menyerupai kucing dan mendapat tawaran dari Raja Kucing untuk dinikahkan dengan Pangeran Lune. Bisa kau bayangkan ekspresi Haru kan, menikah dengan kucing? Apa jadinya diri dan masa depannya? Tapi Pangeran Lune sendiri ternyata sudah memiliki kucing idaman bernama Yuki, yang tak lain adalah pelayan kerajaan. Dalam suatu masa, Yuki ini juga pernah diselamatkan oleh Haru dari kelaparan di jalan. Kisah selanjutnya adalah usaha-usaha Haru dibantu Baron untuk bisa lolos dari keinginan Raja Kucing dan kembali ke dunia manusia. Pesan yang mewarnai film ini adalah kepedulian dan tolong menolong antara manusia dan kucing.

 

15.       Howl’s Moving Castle (2004)

Film yang ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki ini berdasarkan novel dengan judul sama oleh pengarang berkebangsaan Inggris, Diana Wynne Jones. Mengisahkan tentang perempuan muda bernama Sophie yang berubah menjadi wanita tua 90 tahun, karena penyihir yang memasuki toko topinya.

Menutupi keadaan dirinya dari keluarganya, Sophie meninggalkan rumah dan berusaha mematahkan kutukan yang terjadi padanya. Di sebuah pedesaan, ia bertemu dengan orang-orangan sawah yang bisa berbicara dan menuntunnya ke Kastil Howl yang bisa bergerak. Ia bertemu dengan Howl Markl dan roh api bernama Calcifer yang merupakan sumber sihir gerakan kastil. Calcifer membuat kesepakatan dengan Sophie perihal kutukannya.

 

16.       Tales from Earthsea (2006)

Yeah, ini adalah film pertama produksi Studio Ghibli yang disutradarai oleh Gorō Miyazaki, anaknya Hayao Miyazaki. Akhirnya ia mengikuti jejak sang ayah setelah sebelumnya bekerja sebagai arsitek.

Cerita bergulir saat raja dari Kerajaan Enland ditikam oleh anaknya sendiri, Pangeran Arren, yang kemudian melarikan diri. Dalam pelariannya, Arren diganggu serigala dan diselamatkan oleh Archmage Sparrowhawk. Mereka lalu melakukan perjalanan bersama ke Kota Hort. Ketika sedang menjelajah kota sendirian, Arren menyelamatkan gadis muda bernama Therru dari kejaran untuk dijadikan budak. Therru sendiri adalah gadis pendiam yang ternyata punya masa lalu yang hampir sama dengan Arren. Therru ternyata tinggal dengan Tenar, orang yang berarti untuk Sparrowhawk.

Lord Cob, seorang penyihir kuat dan penguasa Kota Hort, menginginkan dirinya bisa hidup abadi. Untuk tujuan itu, ia menggunakan segala cara, termasuk menyedot arwah-arwah. Sparrowhawk, Arren dan Therru terlibat dalam perlawanan melawan Cob, yang suatu hari menculik Tenar. Lagi, pesan tentang keserakahan manusia yang tak ada habisnya dan akibatnya didengungkan di film ini.

 

17.       Ponyo on the Cliff by the Sea (2008)

Film ini menjadi film ke-delapan yang ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Bercerita tentang seekor ikan goldfish, Ponyo, yang menghilang dari lautan dan diselamatkan oleh anak laki-laki lima tahun, Sosuke. Cerita berlanjut dengan harapan-harapan Ponyo yang ingin berubah menjadi manusia. Dengan menggunakan sihir, dia menjadikan dirinya manusia. Ternyata harapan Ponyo untuk menjadi manusia tak sesederhana yang ia bayangkan. Keinginannya harus ditebus dengan bencana banjir yang mengancam desa Sosuke.

Latar film ini terinspirasi oleh kota pinggir pantai di Tomonoura, Jepang.Tokoh Sosuke terinspirasi dari anak Hayao Miyazaki sendiri, Gorō Miyazaki Ketika masih berusia lima tahun. Di tangan seorang Hayao Miyazaki, bahkan karakter laut pun terasa sangat hidup di film ini. Awalnya, Hayao Miyazaki ingin membuat sekuel untuk film ini, tapi Produser Toshio Suzuki menyarankan untuk membuat The Wind Rises.

 

18.       The Secret World of Arrietty (2010)

Film ini disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi, serta ditulis oleh Hayao Miyazaki dan Keiko Niwa, berdasarkan novel The Borrower oleh Mary Norton, pengarang buku anak berkebangsaan Inggris. (sampai sekarang saya ingin sekali membaca novelnya, tapi belum berhasil menemukan).

Bercerita tentang Arrietty dan keluarganya, yang merupakan bangsa manusia kecil yang hidup diam-diam di bawah rumah manusia biasa dan meminjam barang dari manusia untuk bertahan hidup. Ayah Arrietty adalah seorang ‘peminjam’ yang handal. Ibunya baik hati, tapi dia kadang suka cemas, takut jika manusia mengetahui keberadaan mereka. Arrietty yang mulai beranjak remaja, harus mencoba belajar untuk ‘meminjam’ juga.

Suatu hari, rumah manusia biasa tempat mereka tinggal, kedatangan keponakan anak laki-laki bernama Shō. Shō pindah sementara ke rumah itu supaya mendapat udara segar, yang baik untuk sakit yang sedang ia derita. Hari pertama pindah, Shō sudah merasakan keberadaan manusia kecil di sekitarnya, saat Arrietty memetik beberapa tumbuhan. Tapi ia tak berusaha mencari tahu. Sampai akhirnya Shō memergoki Arrietty saat misi peminjamannya yang pertama. Keluarga Arrietty panik dan berencana pindah secepatnya. Tapi sebelum pindah, sebuah tragedi terjadi.

Bisa dibilang ini adalah film Studio Ghibli yang paling saya sukai, terbukti saya bisa menontonnya berkali-kali. Saya suka dengan karakter Arrietty yang manis, mandiri dan optimis. Dari sudut pandang manusia, kita serasa ‘ditampar’ bahwa barang-barang yang kita gunakan setiap harinya itu ternyata melimpah. Ada orang-orang yang hanya membutuhkan sedikit untuk hidupnya.

 

19.       From Up on Poppy Hill (2011)

Film ini diangkat dari serial komik Jepang dengan judul serupa yang ditulis oleh Tetsuro Sayama dan ilustratornya Chizuru Takahashi. Film ini kembali disutradarai oleh Gorō Miyazaki, serta ditulis oleh Hayao Miyazaki dan Keiko Niwa.

Berlatar tahun 1963 di Yokohama, film ini mengangkat kisah tentang Umi Matsuzaki, seorang gadis sekolah menengah yang tinggal di rumah asrama ‘Coquelicot Manor’. Rumah yang berada di atas bukit, dari beranda rumah bisa dengan leluasa melihat pemandangan lautan. Ia punya kebiasaan mengibarkan bendera di tiang halaman rumah, dengan tujuan ayahnya yang seorang pelaut bisa melihat jika kebetulan melintas.

Di sekolah, Umi bertemu Shun Kazama, anggota klub surat kabar sekolah. Suatu hari, puisi tentang bendera yang dikibarkan diterbitkan koran sekolah. Shun terinspirasi untuk menuliskan puisi itu, karena setiap hari kala berangkat sekolah dengan mengendarai kapal tunda ayahnya, ia menyaksikan ada yang selalu mengibarkan bendera dari rumah di atas bukit. Cerita kemudian berkembang, tatkala Umi dan Shun sama-sama mengenali sebuah foto lama, orang tua mereka, pada masa Perang Korea. Lalu mereka sama-sama berusaha memecahkan teka-teki yang dibawa foto itu.

Gorō Miyazaki awalnya meneliti Yokohama, untuk menjelaskan detail-detail latar sejarah  film ini. Latar belakangnya sebagai arsitek pun sangat mendukung saat penggambaran rumah-rumah dan bangunan di dalam film ini.

 

20.       The Wind Rises (2013)

Film ini disutradarai dan ditulis oleh Hayao Miyazaki, diadaptasi dari manga yang berjudul sama, berdasarkan novel The Wind Has Risen oleh Tatsuo Hori tahun 1937. Bercerita tentang Jiro Horikoshi, seorang perancang pesawat tempur Mitsubishi A5M dan penggantinya, Mitsubishi A6 Zero, yang digunakan oleh Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Ini adalah tentang perjuangan meraih mimpi. Awalnya diceritakan bahwa Jiro ingin menjadi pilot, tapi rabun jauh menghalanginya. Lalu ia membaca tentang perancang pesawat Italia terkenal, Giovanni Battista Caproni. Malamnya ia bermimpi bertemu Caproni, yang mengatakan bahwa ia tak pernah menerbangkan pesawat seumur hidupnya, dan membangun pesawat lebih baik daripada menerbangkannya.

Tahun berselang, Jiro bepergian dengan kereta api untuk mempelajari teknik penerbangan di Tokyo Imperial University. Ia bertemu dengan Naoko Satomi yang bepergian dengan pengasuhnya. Tahun-tahun selanjutnya adalah kisah tentang Jiro yang sudah menjadi kepala desainer untuk kompetensi pesawat tempur yang disponsori oleh Angkatan Laut Kekaisaran.  Di sini konflik mengemuka, mulai dari isu politik rezim Nazi sampai kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. 

 

21.       The Tale of the Princess Kaguya (2013)

Film yang disutradarai dan ditulis oleh Isao Takahata ini berdasarkan dongeng kesusasteraan Jepang pada abad ke-10, The Tale of the Bamboo Cutter. Diceritakan, seorang pemotong pohon bambu yang bernama Sanuki, menemukan gadis mini di dalam pucuk bambu bercahaya yang dipotongnya. Ia percaya ini adalah anugerah Tuhan. Ia dan istrinya memutuskan merawat gadis mini itu yang ternyata tumbuh dengan cepat dan cantik.

Di lain hari, Sanuki menemukan keajaiban lain di hutan. Ia menemukan emas dan banyak kain sutera halus. ia percaya bahwa ini juga anugerah, dan merencanakan menjadikan putrinya seorang puteri bangsawan.

Maka mereka pun pindah ke kota. Kenyataan di kota tak seindah seperti yang dibayangkan. Ketika harta dan kekuasaan sudah didapatkan, ternyata mereka merindukan suasana pegunungan dan teman-teman yang tulus.

 

22.   When Marnie Was There (2014)

Film terakhir yang dirilis Studhio Ghibli sebelum mengumumkan istirahat singkat ini disutradarai dan ditulis oleh Hiromasa Yonebayashi. Mengisahkan tentang Anna Sasaki yang pindah sementara ke rumah saudaranya di lahan basah Kushiro, Hokkaido. Kebiasaannya menggambar membawanya ke tempat-tempat sepi untuk mencari inspirasi. Selain dia memang sedikit anti sosial. Ada relasi dengan masa lalunya yang sedang berusaha ia pahami.

Suatu hari, langkah Anna mencapai sebuah rumah besar yang terlihat kosong dan tak terawat. Di sana ia bertemu dengan Marnie. Mereka cepat akrab dan sering bertemu. Marnie banyak bercerita tentang dirinya. Tiada hari tanpa bertemu.

Lalu kejadian demi kejadian, hingga menghilangnya Marnie membawa kaitan antara Anna dengan masa lalunya, yang ternyata tersambung benang merah dengan masa lalu Marnie.

Saya merasakan kepedihan dan kesedihan Ketika melihat kaitan benang merah ini. Lewat karakter-karakter perempuan yang kuat di film ini, saya belajar bahwa kasih sayang keluarga memberi banyak pengaruhnya.

 ***

Wah, rasanya sudah komplit 22 film Studio Ghibli saya ulas singkat. Sedih Ketika mendengar Studio Ghibli rehat dan Hayao Miyazaki serta Isao Takahata pensiun. Seperti ada sesuatu yang hilang, dan hampa menantikan kisah-kisah manis apa lagi selanjutnya.

Tapi tenang, konon kabarnya, akhir 2020 ini Studio Ghibli akan kembali merilis film dengan Gorō Miyazaki dan Hayao Miyazaki sebagai sutradara dan penulisnya. Wah, duet ayah-anak yang patut ditunggu nih..

Kalau dirata-rata, saya memang paling menyukai film-film Hayao Miyazaki. Tak diragukan, kerja keras dan ketekunannya memang menjadikannya animator handal. Jepang memberinya penghargaan sebagai ‘Person of Cultural Merit’ karena kontribusi budaya dan Penghargaan Kehormatan Akademik untuk animasi dan film.

Dan bagi saya, film-film Studio Ghibli ini so everlasting, saya yakin  akan bisa terus dinikmati, lintas generasi.

Sebagai penutup ulasan ini, saya sertakan kutipan perkataan dari Hayao Miyazaki, yang menggambarkan ketekunannya:

“If you don’t spend time watching real people, you can’t do this, because you’ve never seen it. Some people spend their lives interested only in themselves. Almost all Japanese animation is produced with hardly any basis taken from observing real people, you know. It’s produced by humans who can’t stand looking at other humans. And that’s why the industry is full of otaku!”

(Catatan: Otaku adalah istilah dalam Bahasa Jepang untuk menyebut orang yang benar-benar menekuni hobi)


Referensi:

Wikipedia Studio Ghibli

Wikipedia Hayao Miyazaki


You Might Also Like

No comments