Pandemi Mengoyak Nurani

Sungguh, pandemi ini telah mengoyak hati banyak orang.

Andai kita berada di posisi mereka. Yang telah kehilangan keluarga dan sahabat tanpa diduga. Yang harus menjalani isolasi sepi dibayangi resah gelisah tiap detiknya. Yang harus dikucilkan seakan-akan setiap inci gerakan tubuhnya mampu menyemburkan virus jahat nan kejam. Yang mau tak mau harus berdiri di garis paling depan tanpa punya pilihan mundur ke belakang, mempertaruhkan hidup.

Pandemi ini nyata. Dan ada banyak pertanyaan yang belum ada jawabannya. Mungkin kita tak percaya, karena hanya melihat dari kejauhan. Ada yang harus menjalani swab sampai empat belas kali baru dinyatakan negatif. Padahal teori awalnya, hanya butuh waktu dua minggu untuk kembali ‘bersih’. Bisa kau bayangkan, satu setengah bulan kesehatan fisik dan mentalmu terganggu karena kekhawatiran berlebihan? Ada yang terinfeksi lagi, untuk kedua kalinya, setelah tiga bulan dinyatakan sembuh. Padahal secara teori, seharusnya antibodi sudah terbentuk. Mungkinkah virus sudah bermutasi? Lalu apa kabar dengan vaksin, jika antibodi tak ada? Dan rentetan pertanyaan lainnya yang menuntut jawaban pasti. Sayangnya, belum ada yang pasti.

Andai kita sedikit saja mampu berempati dan menahan ego diri. Kadang, kita tak sadar..

Perilaku kita yang tak disiplin telah melukai sahabat-sahabat kita yang berjuang di garda terdepan.

Padahal, mereka adalah tumpuan kita dalam berjuang melawan pandemi ini.

Mari kita bantu mereka sepenuh hati, dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan bosan; memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Himbauan itu ada di mana-mana, terpampang dengan jelas. Kita hanya harus menjalankannya dengan tertib. Bukan malah abai, cuek dan jemawa merasa diri aman. Tapi tak sadar justru menciptakan klaster penyebaran baru.

Sesederhana itu meringankan tugas mereka.

Supaya, tak ada lagi perjuangan yang sia-sia.

Supaya, kurva itu pelan-pelan melandai.

Dan hari-hari kita kembali damai.


Update kasus per 16 September 2020

World Patient Safety Day 2020, tahun ini mengangkat tema Health Worker Safety: A Priority for Patient Safety yang kemudian ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan menjadi Keselamatan Tenaga Kesehatan, Keselamatan kita Semua.

Catatan fakta untuk kita semua....

1. Tak ada yang 100% terhindar dari risiko penularan COVID-19. Semua orang bisa terpapar, dari siapa dan di mana saja.

2. Bagi kita yang dinyatakan terkonfirmasi, kita semua layak untuk sembuh melalui isolasi mandiri maupun perawatan di fasilitas kesehatan.

3. Kebutuhan kita akan fasilitas kesehatan adalah mutlak, mulai dari upaya mencapai pola hidup bersih dan sehat, deteksi melalui tes, penegakan diagnosis, tatalaksana, rujukan, hingga rawat inap.

4. Layanan harus selalu tersedia dan diselenggarakan secara bermutu oleh para petugas kesehatan di berbagai tingkatan fasilitas layanan kesehatan.

5. Peran petugas kesehatan menjadi sangat penting, meskipun akibat pelaksanaan perannya tersebut petugas kesehatan rentan untuk terinfeksi COVID-19.

6. Petugas kesehatan rentan untuk terpapar sumber penularan yang berasal dari pasien, keluarga pasien, pengunjung, sejawat, tim kerja, dan akses publik yang digunakan untuk menjalankan tugasnya.

7. Perlindungan terhadap petugas kesehatan mutlak dilakukan oleh semua pihak terkait, agar manajemen COVID-19 dapat dilangsungkan secara optimal.

8. Upaya perlindungan bagi petugas kesehatan harus bersifat komprehensif, inklusif, memberdayakan, fleksibel berbasis data, dan terbuka untuk diketahui oleh semua orang.

9. Kesadaran pencegahan infeksi di masyarakat akan menyelamatkan diri, orang terdekat, masyarakat, termasuk petugas kesehatan di RS.

Jaga diri, jaga sesama, jaga petugas kesehatan penolong kita, dan jaga Indonesia...

Tanpa kerja keras mereka, mustahil kita bisa melalui pandemi dengan baik.

Sudah sewajarnya kita saling peduli, agar pandemi ini segera menemukan kata akhir.

Dan, kontribusi apa yang telah kita lakukan supaya pandemi ini berakhir?

World Patient Safety Day 2020

Speak Up for Patient Safety: No One Should Be Harmed in Health Care




Note:

To my dear friends, yang sedang menjalani isolasi. Aku yakin kalian kuat dan bisa melewati ini semua. Sedih, galau, khawatir, pasti ada. Aku bisa merasakannya. Tetaplah yakin, akan ada senyum kelegaan setelah duka lara. Karena ada Yang Maha Segala. Yang selalu mendengar doa-doa. Doaku, doamu, doa kita semua, Insyaallah akan lebur menjadi harapan yang bangkitkan kekuatan, untuk berjuang sampai kita menang. Aamiin.



You Might Also Like

2 comments