Watch all the flowers, dance with the wind
Listen to snow flakes, whisper your name
Feel all the wonder lifting your dreams
You can fly
Fly to who you are
Climb upon your star
When you believe you’ll find your wings
Fly to your heart
Touch every rainbow, painting the sky
Look at the magic, glide through your life
A sprinkle of pixie dust circles the night
You can fly*)
Sebenarnya, Tinker Bell adalah karakter pendukung yang muncul pertama kali dalam novel anak Peter Pan yang ditulis oleh J.M. Barrie pada tahun 1904. Walt Disney mengadaptasinya menjadi film animasi di Tahun 1953. Sebagai salah satu animated classic series, Peter Pan berkali-kali dibuat ulang. Dan Tinker Bell pun berkembang menjadi karakter yang berdiri sendiri, lepas dari bayang-bayang Peter Pan.
(Mungkin Disney ingin Tinker Bell move on dari Peter Pan yang selalu sibuk bermain dengan Wendy…)
Berbeda dengan karakter asli yang ditampilkan tanpa dialog dan hanya mengandalkan body languange, Tinker Bell versi Disney digambarkan berdialog karena sebagian besar berlatar di Neverland dan interaksinya dengan sesama fairies.
So far, sudah ada enam seri film Tinker Bell yang dirilis Disney dengan animasi digital 3D modelling, sehingga kualitas gambarnya tak perlu diragukan lagi. Disney sebagai perintis, memang masih juaranya film animasi.
Siap-siap ya, kita akan bertualang ke Neverland bersama Tinker Bell…
(tabur-tabur pixie dust dulu)
1. Tinker Bell (2008)
Berlatar musim semi, film ini mengisahkan tentang kelahiran Tinker Bell yang berasal dari suara tawa bayi untuk pertama kalinya. Suara tawa bayi itu menyentuh bunga dandelion yang dibawa angin ke Pixie Hollow, sebuah pulau bagian dari Neverland. Di sana, ia menemukan bakatnya sebagai peri pengutak-atik (yang menjadi asal-usul namanya). Dua peri pengutak-atik lainnya, Bobble dan Clank yang menjadi teman barunya, sudah menyiapkan rumah mungil untuknya.
Awalnya, Tinker Bell berpikir tugasnya membuat dan memperbaiki barang-barang sangatlah tidak keren. Tidak sespektakuler peri-peri lainnya seperti Silvermist, si water fairy yang mampu mengendalikan air. Atau Rosetta, si garden fairy yang membantu memekarkan bebungaan. Atau Iridessa, si light fairy, yang bisa mengendalikan cahaya. Atau Fawn, si animal fairy, yang handal mengendalikan hewan-hewan. Atau Vidia, si fast-flying, yang mampu mengendalikan angin.
Semua peri alam kecuali peri pengutak-atik punya kesempatan pergi ke Mainland untuk membantu mengubah musim. Tentu saja, dengan karakter Tinker Bell yang berjiwa petualang, kreatif dan serba ingin tahu, sangat tidak terima soal kebijakan itu. Karena itu ia berpikir harus mengubah bakatnya. Tapi sayang, tak ada satu pun bakat yang cocok menghampirinya, kecuali ya mengutak-atik sesuatu itu.
Kekecewaan akan bakatnya menjadi awal perseteruannya dengan Vidia dan berujung tragedi yang menghebohan di Pixie Hollow. Tapi tanpa disangka, bakat alaminya mengutak-atiklah yang akhirnya menyelamatkan dari tragedi itu. Dan sebagai apresiasinya, Queen Clarion mengizinkan Tinker Bell untuk bergabung dengan peri-peri lainnya terbang ke Mainland yang membantu membawa musim semi. Tinker Bell pun bangga dengan bakat yang dimilikinya, dan tak merasa iri lagi dengan kelebihan peri-peri lainnya. Karena bakat-bakat itu ada untuk saling melengkapi.
2. Tinker Bell and The Lost Treasure (2009)
Berlatar musim gugur, film ini mengisahkan tentang Tinker Bell yang dipercaya oleh Queen Clarion untuk membuat tongkat baru yang akan digunakan untuk mengangkat batu bulan. Cahaya yang dihasilkan dari bulan yang melewati pembiasan dengan perantara tongkat batu tersebut akan menghasilkan debu peri biru yang dipercaya bisa meremajakan pohon debu peri setiap delapan tahun sekali.
Terence, peri penjaga debu yang merupakan sahabat Tinker Bell ikut membantu misi pembuatan tongkat tersebut. Tapi karena sebuah kesalahpahaman yang menyebabkan batu bulan menjadi pecah, akhirnya persahabatan mereka pun retak. Dan Tinker Bell galau karena waktu untuk melakukan ritual batu bulan semakin dekat.
Tiga hari menjelang ritual, diadakan pertunjukan teater dongeng tentang Cermin Incanta, cermin ajaib yang konon bisa mengabulkan tiga permintaan. Sebelum satu permintaan terakhir dipenuhi, cermin tersebut hilang. Dan Tinker Bell pun terinspirasi untuk mencari cermin tersebut dengan harapan si cermin bisa membantunya perihal tongkat batu bulan.
Petualangan pun dimulai. Tinker Bell berangkat dengan menggunakan balon udara yang dibuatnya dengan menggunakan keranjang dan kapas yang ditaburi debu peri. Ia harus menghemat debu peri, karena tak mungkin memaksa Terence untuk memberinya debu peri lebih dari yang sudah dijatahkan. Selain juga karena persahabatan mereka yang sedang bermasalah.
Dalam perjalanannya, Tinker Bell bertemu dengan Glaze, seekor kunang-kunang yang senantiasa menemaninya. Tapi ternyata, perjalanan menemukan cermin ajaib tidak sesederhana yang dibayangkan. Ujian demi ujian menyadarkannya akan peran sahabat. Secara tak sadar, Tinker Bell menginginkan Terence ada untuk membantunya. Ya, ia membutuhkan teman yang bisa mendukungnya, menjadi tim yang baik untuk misinya. Bukan sekadar cermin ajaib. The gift of a friend, keajaiban persahabatanlah yang akhirnya menggenapkan misi yang berujung kebahagiaan di Pixie Hollow.
3. Tinker Bell and The Great Fairy Rescue (2010)
Berlatar musim panas, film ini mengisahkan tentang peri-peri Pixie Hollow yang menghadiri Fairy Camp di sebuah padang rumput di Mainland. Rasa ingin tahu Tinker Bell yang besar membawanya mengikuti ‘kereta tanpa kuda’ yang menurutnya sangat spektakuler. Vidia yang sangat menjaga jarak dengan manusia mengikutinya. Ia merasa cemas, jangan sampai manusia mengetahui keberadaan mereka. Tak lelah Vidia membujuk Tinker Bell untuk kembali ke perkemahan mereka.
Tapi dalam perjalanan kembali ke perkemahan, mereka menemukan rumah berukuran peri yang dibuat oleh Lizzy, gadis kecil yang memercayai dan sangat ingin bertemu dengan peri. Tinker Bell yang penasaran pun masuk ke rumah itu dan mengaguminya. Vidia yang ingin memberikan sedikit pelajaran kepada Tinker Bell dengan menggunakan kekuatan angin untuk membanting pintu rumah itu, justru malah menguncinya erat. Ketika Vidia ingin menyelamatkan Tinker Bell, Lizzy muncul dan mendapati peri memasuki rumah mainannya. Spontan ia berlari membawa Tinker Bell yang sudah terjebak untuk ditunjukkan kepada ayahnya, Dr Griffiths, seorang ilmuwan yang tak memercayai adanya peri. Dan Vidia pun berbalik arah ke perkemahan untuk mencari pertolongan.
Ketika Lizzy melihat banyak kupu-kupu diawetkan di ruang kerja ayahnya, keinginan untuk menunjukkan peri yang didapatkannya pun diurungkan. Lalu diam-diam membawa Tinker Bell ke kamarnya. Awalnya Tinker Bell ketakutan. Tapi ketika ia sadari bahwa Lizzy adalah anak yang manis, mereka pun berkenalan dan bermain bersama. Hujan pun menghalangi Tinker Bell untuk segera kembali ke perkemahan.
Sementara Vidia, Silvermist, Rosetta, Fawn, Iridessa dibantu Bobble dan Clank menyiapkan misi untuk menyelamatkan Tinker Bell. Mereka harus membuat kapal untuk mencapai rumah Lizzy karena hujan sangat deras. Sayap mereka bisa rusak jika terkena air. Ketika segala perjuangan untuk mencapai rumah Lizzy berhasil, yang terjadi justru di luar dugaan. Saat misi penyelamatan Tinker Bell hampir berhasil, Vidia malah tertangkap Dr Griffiths yang segera membawanya ke kota untuk ditunjukkan kepada temannya yang sesama ilmuwan.
Yang terjadi selanjutnya, mereka bahu-membahu menyelamatkan Vidia. Dibantu Lizzy yang telah belajar terbang dan sedikit guyuran debu peri, mereka menyusul Dr Griffiths ke kota. Mereka bertekad meyakinkan bahwa apa yang dilakukan Dr Griffiths selama ini tidak benar.
4. Tinker Bell and The Secret of the Wings (2012)
Berlatar musim dingin, film ini mengisahkan suka duka Tinker Bell menemukan saudari kembarnya. Ya, Tinker Bell sepertinya satu-satunya tokoh animasi Disney yang mempunyai saudari kembar.
Awalnya, para peri pengutak-atik alias peri pematri menyelesaikan pesanan keranjang yang akan dikirim ke Winter Woods dengan kurir burung hantu musim dingin. Tinker Bell yang rasa ingin tahunya besar, sangat penasaran apa itu Winter Woods. Ketika sedang membantu Fawn menggiring kelinci untuk persiapan musim dingin, Tinker Bell melihat perbatasan yang memisahkan Pixie Hollow dan Winter Woods. Ia mengambil kesempatan itu untuk mencicipi menyeberang. Dan rasa penasarannya makin besar ketika melihat sayapnya bersinar lebih terang di Winter Woods. Fawn yang tiba-tiba melihat kelakuan Tinker Bell, secepat kilat menariknya dari Winter Woods. Dan benar saja, sayapnya sedikit bermasalah.
Sudah menjadi rahasia umum jika peri-peri di Pixie Hollow dilarang menyeberang ke Winter Woods, begitu juga sebaliknya. Tinker Bell yang masih penasaran dengan sayapnya yang bersinar, mencoba mancari jawabannya di buku-buku perpustakaan. Tapi sayang, bagian yang menerangkan kenapa sayap bisa bersinar telah dimakan ulat buku. Kalau ia masih ingin tahu, maka harus bertanya ke penulisnya langsung. Dan sayangnya, Dewey, penulisnya tinggal di Winter Woods.
Bukan Tinker Bell namanya kalau harus menyerah pada rasa penasaran. Maka segala persiapan ia lakukan untuk mengunjungi Winter Woods dengan sembunyi-sembunyi. Saat misinya bertemu dengan Dewey hampir berhasil, lagi-lagi sayap Tinker Bell bersinar. Secara kebetulan, ada sayap lain dari peri di Winter Woods yang bersinar. Maka jawabannya ditemukan. Dua sayap bersinar jika mereka born at the same laugh. Kegembiraan Tinker Bell meluap-luap saat tahu ia punya saudari kembar yang tinggal di Winter Woods. Periwinkle namanya, a frost fairy.
Tapi kegembiraan saudari kembar yang saling menemukan itu tak bertahan lama. Interaksi keduanya dianggap salah tempat sehingga menyebabkan kewaspadaan Lord Milori, raja Winter Woods. Queen Clarion pun menyayangkan tindakan Tinker Bell.
Dan Tinker Bell yang selalu punya ide luar biasa bertekad bisa membawa Periwinkle keluar sejenak dari Winter Woods. Dibantu Silvermist, Rosetta, Iridessa, Fawn, Vidia, Bobble dan Clank, mereka berhasil membuat mesin kucuran salju yang bisa melindungi Periwinkle ketika berkunjung ke Pixie Hollow. Kunjungan yang tak disadari membawa dampak merusak Pixie Hollow. Maka, yang terjadi selanjutnya adalah bahu-membahu antara peri-peri Pixie Hollow dan Winter Woods menyelamatkan pohon debu peri. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
5. Tinker Bell and The Pirate Fairy (2014)
Cerita tentang Tinker Bell dan teman-temannya makin berkembang di film kelimanya ini. Tapi latar yang dipilih tidak jauh berbeda dengan novel awalnya di Peter Pan, yaitu dunia perompak.
Dikisahkan, Zarina, peri penjaga debu yang pintar, mempunyai kegemaran bereksperimen dengan debu biru. Di tangannya terciptalah debu dengan warna-warni baru, yang belum diketahui kekuatannya. Suatu kali eksperimennya menciptakan debu pink membawa dampak hampir menghancurkan pohon debu, yang membuat Gary, sang supervisor penjaga debu marah dan memecat Zarina. Dengan dipenuhi kekecewaan, Zarina pergi meninggalkan Pixie Hollow dengan membawa sisa-sisa debu yang dimilikinya.
Setahun kemudian, Zarina kembali tepat pada saat perayaan Festival Empat Musim. Dengan debu yang ia ciptakan, Zarina berhasil membuat seluruh penonton perayaan mengantuk dan tertidur. Beruntungnya, saat itu Tinker Bell dan teman-temannya sedang mencoba alat baru yang justru melindungi mereka dari serpihan debu kantuk. Dan secara kebetulan, mereka pun melihat Zarina dengan ringannya mencuri sekotak penuh debu biru, yang menjadi bahan baku pembuat debu kuning yang digunakan peri-peri untuk bisa terbang.
Mereka pun mengikuti Zarina untuk merebut kembali debu biru. Tapi Zarina sudah jauh lebih pintar, ia bisa membuat debu yang bisa mengacaukan bakat Tinker Bell, Silvermist, Rosetta, Iridessa, Fawn dan Vidia. Intinya, bakat mereka tertukar satu sama lain, acak. Tinker Bell menjadi Silvermist. Rosetta menjadi Fawn. Fawn menjadi Iridessa. Iridessa menjadi Rosetta. Silvermist menjadi Vidia. Dan Vidia menjadi Tinker Bell! (yang menurutnya, itu bakat yang sangat ‘horor’ dan menyebalkan, tidak sesuai dengan dirinya yang narsis).
Dengan adaptasi bakat baru yang membingungkan masing-masing, mereka tetap tidak kenal lelah memburu Zarina. Diketahui bahwa Zarina sudah bergabung dengan perompak dan menciptakan pohon debu baru di lautan. Zarina sendiri akhirnya menemukan bahwa perompak-perompak itu hanya memanfaatkan kepintarannya untuk membuat kapal mereka bisa terbang, sehingga bebas merampok tanpa tertangkap. Tapi ia sudah terlambat dan terlanjur terjebak. Maka misi Tinker Bell dan teman-temannya selanjutnya tak hanya merebut kembali debu biru saja. Tapi juga berusaha membawa Zarina kembali ke Pixie Hollow, karena mereka semua sudah memaafkan segala kesalahan Zarina dan ingin tetap berteman baik.
6. Tinker Bell and The Legend of the NeverBeast (2014)
Film keenam ini lebih fokus kepada Fawn, animal fairy, salah satu teman Tinker Bell yang karakternya paling mirip dengannya. Awalnya Fawn menyelamatkan bayi elang yang sayapnya patah. Elang sendiri diketahui sebagai burung yang bisa memakan peri. Setelah pulih, ia dibantu Tinker Bell untuk membawanya ke hutan, tanpa sepengetahuan peri lainnya. Tapi upayanya gagal. Hal itu diketahui oleh Nyx, scout fairy, yang bertugas menjaga keamanan Pixie Hollow. Fawn pun ditegur oleh Queen Clarion, untuk mengikuti kata hatinya, bukan kepalanya.
Setelah kejadian itu, Fawn mendengar raungan keras dan asing dari dalam hutan. Karena rasa ingin tahunya, ia memutuskan untuk menyelidiki ke dalam hutan sendirian. Di sana ia menemukan hewan besar yang belum pernah ia lihat sebelumnya, tertidur di gua. Hewan itu terlihat kesakitan karena ada duri yang tertancap di kakinya. Fawn berusaha mencabut duri itu.
Fawn mengikuti hewan yang belakangan ia namakan Gruff itu setiap hari, lebih karena penasaran dengan apa yang akan dilakukannya. Dia membantu Gruff membangun menara batu raksasa di tiap musim di Pixie Hollow. Fawn sendiri masih belum tahu apa fungsinya.
Sementara itu Nyx sudah mulai menaruh curiga karena sering mendengar raungan keras dari dalam hutan. Ia dan pasukannya pun menyelidiki. Suatu kali Queen Clarion memanggil Fawn dan Nyx untuk saling bekerja sama demi menjaga keamanan Pixie Hollow. Fawn yang penyayang binantang justru merasa keamanan Gruff lah yang akan terganggu jika Nyx turun tangan.
Nyx sendiri telah memelajari Legenda NeverBeast dan menemukan bahwa Gruff adalah hewan yang terbangun setiap seribu tahun yang kekuatannya kemungkinan bisa menghancurkan Pixie Hollow. Karena itu, ia dan pasukannya selalu siaga jika sewaktu-waktu Gruff beraksi.
Fawn berusaha menjelaskan kepada Tinker Bell, Silvermist, Rosetta, dan Iridessa bahwa Gruff adalah binatang yang ramah dan tidak membahayakan. Ia ingin meyakinkan Queen Clarion bahwa legenda itu adalah sebuah kesalahpahaman.
Keesokan harinya Gruff menghilang dan Fawn menemukannya berubah menjadi seperti monster yang digambarkan dalam legenda lengkap dengan tanduknya. Fawn kecewa, apalagi saat Gruff hampir mencelakakan Tinker Bell. Ketika Gruff melakukan ritual mengumpulkan petir di menara batu yang telah dibangunnya, pelan-pelan diketahui bahwa Gruff sedang menyelamatkan Pixie Hollow, bukan menghancurkannya. Dan legenda pun dikoreksi.
Well, yeah… Gimana, seru kan? Semua seri film Tinker Bell memang ringan, jenaka, sekaligus mengharukan. Untuk kualitas animasi, lagi-lagi, Disney belum ada yang mengalahkan.
(Menurut saya, Studio Ghibli adalah saingan beratnya)
Jika Disney mengeluarkan seri film Tinker Bell lagi, sudah pasti saya mau banget menontonnya.
Dan, petualangannya di Neverland sampai di sini dulu ya, saatnya kembali ke Mainland…
(kibas-kibas pixie dust)
*) Potongan soundtrack Tinker Bell (Fly to Your Heart: Selena Gomez)
~ Peri-peri apa yang selalu ceria?
ReplyDeletePeri Yang
~ Peri yang gak kidal sebutannya, apa?
Peri Kanan
~ Peri yang hobi ngukurin barang?
Perimeter
A.R ��
Btw dah gede kok tontonannya kartun sih? ��
Peri apa yang jago berkata-kata bijak?
DeletePeri Bahasa