Terima Kasih



2020 akan segera berlalu. Terasa begitu singkat. Januari, Februari, pandemi, dan tiba-tiba saja sudah Desember. Penghujung tahun. Sejatinya hari-hari, minggu-minggu, bulan-bulan dan tahun-tahun pun juga begitu. Berlalu dengan cepat, tanpa kita sadari. Hanya kumpulan angka-angka yang luruh satu-satu. Seperti halnya hakikat manusia itu sendiri.

2020 mungkin terasa berat karena pandemi ini. Sesuatu yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ada banyak rencana yang tertunda, bahkan batal. Ruang gerak pun terbatas. Perhitungan meleset, jumlah kasus belum juga turun, vaksin pun belum paten. Di penghujung tahun, kita harus terima kenyataan, pandemi belum berlalu. Kita masih harus berusaha keras.

Tapi, bukankah selalu ada hikmah dari setiap masalah? Mungkin pandemi ini menggores luka, tapi ia menempa hati untuk jauh lebih kuat. Pandemi menuntut kebiasan-kebiasaan baru perihal kebersihan. Tapi bukankah itu baik untuk kesehatan kita ke depannya? Karena pandemi, mungkin kita punya waktu luang lebih dari sebelumnya. Ada beberapa orang, yang mungkin untuk sekadar menikmati teh sambil memandang senja saja sedemikian sulitnya. Sesuatu yang sederhana tapi terasa begitu mahal karena tuntutan aktivitas yang padat. Pandemi memberi kita spasi. Ada kesempatan untuk menjeda. Yang berarti, seharusnya kita bisa lebih mawas diri.

Omong-omong, tentang ruang gerak yang terbatas. Iya, ada rindu yang sangat untuk bepergian bebas kemana-kemana tanpa rasa was-was. Tertawa lepas di mana saja tanpa sekat. Meskipun teknologi menyediakan fasilitas untuk kita tetap bisa terhubung virtual, tetap saja, bersosialisasi langsung, indahnya tak tergantikan. Nanti, nanti.. semoga kita semua bisa menikmati kembali hal-hal itu. Sampai saat itu, mari kita tetap berusaha sebaik yang kita bisa. Sesuai peran kita masing-masing. Berusaha dan terus berusaha.

Ada banyak luka, yang bisa pulih kembali…

Seperti halnya tsunami Aceh, tepat 16 tahun yang lalu. Ia meninggalkan lara dan trauma mendalam. Tapi dengan kekuatan dan kemauan untuk bangkit, percayalah tunas-tunas semangat akan tumbuh bersamanya. Menghadirkan pribadi-pribadi baru yang kuat menghadapi segalanya.

Pandemi ini adalah ketetapan yang tak bisa kita sangkal. Kita telah membersamainya. Jangan berandai-andai pandemi akan segera berlalu, jika kita tak turut berkontribusi di dalamnya. Kita hanya perlu jujur ke diri sendiri, apa yang telah kita perbuat untuk mengakhiri ini?

Saat kita peduli dan doa-doa tak henti dipanjatkan, insyaallah, penawar itu akan ada.

Kelak, 2020 akan menjadi sejarah manis. Tentang perjuangan dan disiplin, tentang kesabaran dan menahan diri, tentang empati dan berbagi. Kelak, kita akan berterima kasih telah menjadi bagian dari pandemi ini. Pengalaman akan terasa mahal pada akhirnya.

Terima kasih untuk pelajaran yang sangat berharga ini, pandemi…

 

 

 

You Might Also Like

No comments