Sebuah Elegi

Saat itu, tiga pekan sebelum pandemi. Di Baitul Ihsan. Kami sangat bersuka cita. Kami sangat bersemangat menujumu, ingin mereguk sepercik ilmu darimu. Tak mampu terlukiskan bagaimana bahagianya kami menjadi deretan makmummu. Mendengarmu melantunkan ayat-ayat Quran yang sungguh fasih kau lafalkan. Lalu kami duduk bersama-sama, membaur, begitu khusyuk menyimak. Ketika kami begitu terlena dengan kesibukan dunia fana, majelis itu laksana oasis yang mengguyurkan kesegaran, pada jiwa-jiwa kami yang kerontang.

Kau begitu memahami karakteristik kami. Yang tak ingin melakukan hal-hal sulit. Yang maunya mengerjakan yang mudah-mudah saja. Dan ya, itu adalah sebuah pendekatan bagus untuk kami yang tak terlahir di negeri para nabi. Kau mengerti, bahwa kami perlu belajar selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit untuk sampai pada tahap ihsan. Maka, kau ajarkan kami mengenai amalan-amalan ringan berpahala besar. Seperti yang pernah kau tuliskan dalam bukumu.

Membaca Al Quran

Cintai dan cintai Quran. Keberkahan Quran sangat luar biasa. Tinggikan perhatian kepada Quran. Jangan beri Quran sisa waktu. Alokasikan waktu khusus untuknya. Quran adalah penolong di hari kiamat. Jangan sia-siakan waktu sehat. Manfaatkan, jangan merugi. Nikmati ibadah membaca Quran selagi bisa. 1 hurufnya berlipat 10 kebaikan. Buatlah prioritas dan target khataman.

Doa adzan

Barang siapa mengikuti perkataan muadzin, diikuti doa selepas adzan akan dijamin mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW. Tinggalkan sejenak perniagaan dunia yang tak seakan tak ada habisnya. Antara adzan dan iqomah adalah waktu mustajabnya doa. Jika kita peka akan mulianya, tak kan ada lagi sendau gurau di waktu itu. Sholatlah tepat waktu dengan tumaninah. Jangan menunda-nunda.

Sholat sunnah Rawatib (Qobliyah-Badliyah)

Usahakan untuk tak meninggalkan sholat sunnah rawatib. Minimal jangan tinggalkan qobliyah subuh. Pahalanya, dunia dan seisinya. Karunia Allah mengayakan. Sholat sunnah rawatib juga menambal ketidaksempurnaan sholat wajib.

Jaga wudhu.

Wudhu menyucikan jiwa raga. Wudhu membersihkan dari debu-debu yang tak perlu. Wudhu membuat wajah bersinar. Wudhu menjaga diri dari api neraka. Usahakan kita selalu dalam keadaan berwudhu, meskipun bukan waktu sholat. Wudhu ketika akan tidur, malaikat akan mendoakan kita dalam kebaikan.

Sholat witir sebelum tidur

Jika merasa kesulitan karena raga begitu lelah, tak yakin bisa bangun untuk sholat tahajud, sholatlah witir sebelum tidur. Rasulullah SAW senantiasa mengerjakannya. Keutamaan sholat witir untuk pengampunan dosa.

Membaca Ayat Kursi

Jangan tinggalkan ayat kursi selepas sholat dan ketika akan tidur. Allah akan senantiasa menjaga, setan tak akan mendekati hingga waktu pagi. Inti sari Quran ada di ayat kursi.

Sedekah subuh

Tak perlu banyak yang membebani. Tapi sedikit demi sedikit yang rutin dan kontinu. Sediakan kotak khusus di rumah. Jika sudah terkumpul, berikanlah kepada yang membutuhkan. Sedekah subuh membantu mewujudkan banyak hajat. Niatkan dan berusahalah dengan sungguh-sungguh.

Majelis ilmu

Keutamaan majelis ilmu adalah dipersaksikan dan dimuliakan malaikat. Setiap langkah menuju majelis ilmu akan dihitung pahala jihad. Allah akan meninggikan derajat orang-orang berilmu.

 

Jika amalan-amalan ringan itu dibiasakan, kita tak akan merasa berat melaksanakannya. Dan justru akan menjadi sesuatu yang kurang ketika tak dikerjakan. Sesuatu yang dirindukan sehingga menjelma menjadi kebutuhan diri.

Kau benar. Kau telah belajar mengerti kami dengan segala keterbatasan yang ada. Kau menjadi teladan. Tak lelah memberi contoh bagaimana mencintai Allah, Rasulullah dan Al Quran dengan cara sederhana namun bermakna di setiap dakwah.

 

Dan, kini, hampir sewarsa pandemi. Ketika kabar itu mengguncang jiwa kami. Segala aktivitas seakan terspasi. Kami tergugu. Kami berduka. Kami kehilangan. Kami merasa hati terpatah-patahkan. Rasa tak percaya tapi harus percaya dan menerima.

Kau, yang rela berhijrah dari negeri cemerlang demi membagi cahaya. Kau yang begitu mencintai Quran. Yang membawa misi mulia, seribu anak negeri penghapal Quran. Kau yang begitu tulus menyintas harapan para tuna netra. Kau aset berharga, karunia Allah untuk negeri ini.

Kau yang begitu menyayangi kami. Tapi kami malah melukai. Ah, kau pun tak menyimpan dendam dan ikhlas memaafkan. Tetap berlaku santun dan bertutur lembut. Bahkan kau merengkuh yang terserak di jalanan untuk kau bimbing.

Kau pernah berkata, bahwa kau begitu bangga menjadi warga negeri ini. Status yang membawa langkahmu menjejak bumi Palestina dan menjadi imam sholat di Masjidil Aqsa. Sesuatu yang kau sebut sebagai impian masa kecil, yang rasanya sulit kau wujudkan saat masih menjadi warga negerimu. Dan ya, kau telah membuktikan kebanggaan dan kecintaan kepada negeri ini dengan segenap jiwa dan ragamu.

Kami sedih, karena seberkas ilmu tercerabut bersama kepergianmu. Tapi kami harus ikhlas. Allah menyayangimu, surga merinduimu. 

SAJ, jejak yang telah kau ukir, Insyaallah akan tumbuhkan tunas-tunas yang akan melanjutkan segala perjuanganmu… 

 

 

 

You Might Also Like

No comments