Hikmah meliputi segala hal. Ia bisa hadir dari sesuatu yang baik, bisa pula dari sesuatu yang kurang baik.
Alkisah, Rasulullah pernah diberikan pengetahuan dari Allah mengenai kapan tepatnya Lailatul Qodar terjadi. Malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ketika segala kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Malam yang selalu dicari oleh para pereguk hikmah.
Namun kemudian, Rasulullah ditakdirkan bertemu dengan dua orang yang saling berdebat dan bertengkar. Lalu atas kuasa Allah, pengetahuan tentang tepatnya Lailatul Qodar itu pun terhapus. Ilmu berharga tercerabut melayang.
Betapa, pertengkaran itu menghapus karunia, melenyapkan keberkahan dan menghilangkan kebaikan. Pertengkaran melalaikan dan menumpulkan segenap pemahaman. Bahkan kadang berimbas pada yang tak seharusnya terlibat.
Namun, apakah semua ini sepenuhnya bencana? Ternyata, kadang ingatan yang terhapus pun adalah anugerah.
Jika pengetahuan tentang tepatnya malam Lailatul Qodar itu masih ada sampai sekarang, bisa dibayangkan betapa semua pencari hikmah itu akan berbondong-bondong, berlomba-lomba melakukan kebaikan di satu malam yang sama. Betapa ini lebih dari bencana. Betapa hari-hari, malam-malam akan terdiskriminasi. Aktivitas kebaikan akan timpang, berat sebelah. Sungguh tak adil.
Allah telah janjikan ramadan sebagai bulan terbaik. Sebuah lembaga pelatihan terbesar di muka bumi. Bagaimana mungkin ada ketidakadilan di dalamnya? Semua waktu-waktu pada bulan ramadan adalah berkah. Saat Allah memberi petunjuk untuk mencari Lailatul Qodar pada malam ganjil di sepertiga terakhir ramadan, apa sesungguhnya esensinya?
Para pencari hikmah hanya diminta konsisten dari awal sampai akhir. Tak membeda-bedakan. Kontinuitas dalam beribadah wajib dan melakukan amalan sunah lainnya adalah kunci. Para pencari hikmah wajib mengencangkan sabuk keikhlasan dan kesungguhan dalam beribadah, memurnikan niat semata-mata karena ingin menggapai ridho-Nya. Tak tercederai urusan fana. Sebuah penyerahan diri yang berkelanjutan. Perbaikan pemahaman yang senantiasa berkesinambungan.
Lailatul Qodar, malam mulia yang begitu diharapkan adalah teka-teki yang harus dipecahkan lewat ikhtiar yang tak kenal lelah. Bukan sesuatu yang instan, tiba-tiba muncul di hadapan. Namun, Bukan sesuatu yang tak mungkin diraih, ketika ada iringan doa dan kesungguhan dalam menggapainya. Karena bagaimanapun, Allah telah memberikan kisi-kisi petunjuk-Nya.
Semoga kita tak lelah mencari dalam petualangan mulia ini. Semoga kita semua menemukan keberkahan Lailatul Qodar, mendapatkan berkah dan ampunan Allah, Aamiin…
No comments