Seberkas Cahaya Gaza


Hussam Al-Attar namanya. Usianya baru 15 tahun. Ia dijuluki "Newton of Gaza".

Di tengah agresi, keluarganya mengungsi dari utara ke selatan. Mereka tinggal di tenda pengungsian. Kondisi di pengungsian sangat memprihatinkan. Tak ada air, makanan, dan listrik. Ketika malam, bayi kembar saudaranya terbangun dan menangis ketakutan dalam kegelapan. Dia merasa sedih atas semua itu.

Katanya, "Newton sedang duduk di bawah pohon apel dan melihat sebuah apel jatuh ke tanah, lalu ia menemukan teori gravitasi. Kami hidup dalam kegelapan dan tragedi. Dan misil berjatuhan dari atas menimpa kami. Aku berpikir untuk menciptakan cahaya. Dan aku berhasil melakukannya."

Hussam membuat bilah-bilah kipas dengan bahan dan peralatan seadanya. Kipas itu dipasang di atas atap di luar tenda dan digerakkan oleh angin, yang kemudian menghasilkan listrik untuk menerangi tenda-tenda. 


Image Credit: Aljazeera

Katanya, "Siang atau malam, selama ada angin, akan ada listrik. Di sini banyak orang inovatif sepertiku, tapi tak seorang pun peduli dengan penemuan mereka, tak seorang pun memberikan perhatian."

Hari-hari ini, Hussam telah menerbitkan cahaya harapan di tenda-tenda kecil pengungsian. Kelak, bukan tidak mungkin, ia akan menerangi dan memajukan Gaza dengan ide-ide cerlangnya.

Semoga Allah menjaganya. Semoga Allah melimpahkan karunia masa depan cerah untuknya. Aamiin.



You Might Also Like

No comments