Review Show Your Work - Austin Kleon

Show Your Work adalah sekuel dari Steal Like an Artist, yang merupakan buku trilogi tentang kreativitas karya Austin Kleon, yang ditutup dengan Keep Going.

Review Steal Like an Artist bisa dibaca di sini.

Review Keep Going bisa dibaca di sini.

Sama seperti Steal Like an Artist, buku ini juga bisa dibaca dan diselesaikan dalam sekali duduk. Poin-poin yang dikemukakan dalam Show Your Work terkait cara agar kreativitas kita dilirik banyak orang relatif gampang dipraktikkan.

Mungkin karena buku ini ditulis tahun 2014 dan saya baru membacanya pada tahun 2024, maka saya tidak benar-benar menemukan sesuatu yang baru. Apalagi saya juga seorang blogger, jadi sedikit banyak sudah mempraktikkan poin-poin yang disampaikan melalui metode trial and error saya sendiri.

Setiap bab dalam buku ini dibuka dan ditutup dengan kutipan tentang kreativitas dari tokoh-tokoh terkenal. Salah satunya adalah kutipan dari John Cleese yang mengatakan, “Kreativitas bukan bakat, melainkan cara kerja.”

Kutipan itu saya garisbawahi sebagai inti dari seluruh poin yang disampaikan. Untuk seseorang yang berkecimpung dalam dunia penuh kreativitas, apapun nama profesinya, penghargaan atas proses dalam menghasilkan sebuah karya perlu diperhatikan.

Menurut Austin Kleon, kita tidak perlu menjadi orang yang genius untuk berkarya. Ada sebuah konsep yang dikemukakan oleh musisi Brian Eno bahwa ada jalan yang lebih sehat untuk memandang kreativitas yang disebut scenius, yang memberi ruang dalam kisah kreativitas untuk semua orang dan dapat disesuaikan dengan harapan sendiri dengan dunia yang diharapkan menerima kita.

Scenius berhubungan erat dengan amatir. Menurut pengalaman dari banyak tokoh berprestasi, menjadi amatir bukan sesuatu yang memalukan. Justru dengan memosisikan diri sebagai amatir, kita bisa terus belajar mengasah diri tanpa henti. Apalagi, sekarang dunia berubah serba cepat. Menjadi amatir bisa menumbuhkan semangat untuk mempelajari hal-hal baru.

Percaya atau tidak, proses untuk menghasilkan karya itu kacau dan rumit. Kebanyakan orang hanya melihat pencapaian akhir, bukan pada proses untuk mencapainya. Selanjutnya, proses itu berkelanjutan pada publikasi karya.

Sekarang kita hidup pada zaman digital, hampir segala informasi yang kita butuhkan ada dalam genggaman. Untuk mempublikasikan karya bukan sesuatu yang sulit. Aktif di media sosial dan berbagi proses tentang suatu karya tak lagi menjadi opsi, tapi keharusan. Kita perlu memangun domain yang bagus sebagai etalase karya.

Tak cukup dengan itu. Kita juga perlu membangun koneksi, branding diri, dan bila perlu mengajarkan hal-hal yang diketahui untuk dibagi pada orang lain. Bahkan, membagi rahasia dagang pun perlu sesekali dilakukan.

Dan yang tak kalah penting, ketika kita telah melakukan semua proses, kita harus siap menerima komentar dan kritik atas karya. Namun jangan lupa untuk melindungi area rapuh dan menjaga keseimbangan diri.

Ujung dari publikasi karya adalah menjual. Karena pada dasarnya, kita semua adalah pengusaha. Dan untuk terus eksis, jangan berhenti berkarya dan teruskan kebaikan.

Seperti yang saya sampaikan di awal ulasan ini, karena saya seorang blogger, jadi saya merasa lumayan relate dengan buku ini.

Jika kamu bukan seorang blogger dan membaca buku ini, mungkin kamu akan mulai berpikir untuk membuat domain sendiri. Kalau Kata blurb buku ini, “Tak perlu ragu atau malu. Berbagi karya membuatmu kaya!”