Pagi itu, tanggal 2 November 2013.. Saya ada janji
ketemu dengan Mbak Riawani Elyta di Palmerah (Gedung Kompas Gramedia).
Ceritanya, dia mau signing novel
terbarunya yang menjadi pemenang berbakat di ajang lomba Amore GPU 2013
kemarin. Ini sudah keempat kalinya saya kopdaran
dengan penulis asal Tanjung Pinang itu. Sudah bisa ditebak.. Selalu ada acara
jeprat-jepret nggak jelas di manapun kalau ketemuan. Dan pagi itu, ‘kelakuan’
kita cukup buat geleng-geleng kepala si mbak petugas Gramedia Book Centre dan
para security Kompas Gramedia.. Biarin aja ah.. Lagian, kan jarang tuh bisa
jeprat-jepret di Kompas Gramedia bersama novel dan penulisnya langsung. Jadi
deh, kita berdua kayak alien dari planet antah berantah yang lagi nyinggah di
Bumi.. Narsis jalan terus :p
The Writers and The Swapped Books |
Sebenarnya ini kali keduanya saya menyambangi Kompas Gramedia. Jadi lumayan lancar perjalanannya, ga pakai acara nyasar kemana-mana. Beberapa bulan sebelumnya pernah diundang buka puasa bersama, bareng temen-temen satu komunitas (BAW) yang kebetulan sama-sama mendapat kesempatan menerbitkan buku di Quanta (imprint Elex Media Komputindo). Pas banget pula, berurutan bulan terbitnya. Jadi rasanya masih takjub pas maen ke Kompas Gramedia lagi.
Seneng banget nemu Friendship Never Ends dan A Sweet Candy For Teens di Gramedia Book Centre |
Dan, inilah cuap-cuap saya tentang novelnya Mbak Riawani Elyta, The Miracle of Touch..
Check it out!
SENTUHAN YANG MENGUBAH SEGALANYA
Apa jadinya jika pernikahan
dibangun tanpa pondasi cinta yang kukuh? Apalagi jika kedua belah pihak hanya
menempatkan kepentingan masing-masing yang terkesan naïf dan konyol? Mampukah
ikatan itu bertahan ketika satu per satu badai mulai menerpa?
Hal itulah yang terjadi pada
Talitha dan Ravey. Talitha, seorang konsultan diet yang masa izin tinggalnya di Singapura hanya tersisa dua
bulan. Ia merasa harus memperpanjangnya demi alasan ekonomi. Dua orang adiknya
masih harus melanjutkan kuliah. Sementara ibunya harus menjalani pengobatan
dengan biaya yang tidak sedikit. Sebagai tulang punggung keluarga, ia
berkewajiban memenuhi semua itu. Salah satu solusi agar ia tetap bisa bertahan
di negeri singa itu adalah menikah dengan pria setempat. Pucuk dicinta ulam
tiba. Sahabatnya menjodohkannya dengan Ravey, laki-laki keturunan India, yang
dikenal memiliki tabiat buruk. Ia putra harapan satu-satunya yang kelak akan
meneruskan kendali perusahaan keluarga Malhotra. Atas sebuah alasan, ia harus
menikah. Dan terjadilah kesepakatan itu. Kesepakatan yang membawa Talitha dan
Ravey pada pernikahan pura-pura. Awalnya mereka berfikir jika semuanya akan
berjalan sesuai rencana.
The Writer, The Book and The Reviewer |
“Aku yakin pernikahan bisa membuat orang berubah. Karena
dalam pernikahan, kita harus bisa berkompromi dan menghargai pasangan. Ketika
seseorang bisa mengalahkan egonya untuk memahami orang lain, maka pada titik
itulah, dia sudah melakukan perubahan besar dalam hidupnya.” (Halaman 50)
Tapi kenyataan berbicara lain.
Faktanya, pernikahan mereka banyak didera masalah. Enam bulan pertama mereka
bersikap tidak selayaknya sebagai suami istri. Ibu Ravey yang otoriter terkesan
selalu ikut campur rumah tangga anaknya. Belum lagi perbedaan kultur dan
pandangan yang sering membawa mereka pada perdebatan. Sampai kehadiran seorang
wanita bernama Mary Anne yang mengaku mengandung benih Ravey. Bagaimana mereka
menghadapi semua itu, jika masalah-masalah yang ada justru pada akhirnya
membuat mereka saling jatuh cinta? Sesuatu yang melenceng dari kesepakatan awal.
Perasaan adalah sesuatu yang lebih kompleks. Tak terukur.
Ravey harus mengakui bahwa perkembangan hubugannya dengan Talitha terbilang
cukup aneh. Mereka mengawalinya dengan cara yang aneh. Lalu menjalaninya dengan
cara yang mungkin tak akan dilakukan oleh berjuta pasangan yang lain, namun tak
berarti minimnya komunikasi mereka juga membuat perasaan Ravey terhadap Talitha
jadi lambat berkembangnya. (Halaman 120)
Sebagai klimaksnya, Ravey
mengalami sebuah kecelakaan yang diduga telah direkayasa. Kecelakaan yang
seharusnya telah direncanakan dan diarahkan kepada Talitha. Melihat keadaan
Ravey yang tidak berdaya, menyentuh hati Talitha untuk berlaku bagaimana
seorang istri mengabdikan diri pada suami dalam arti yang sebenarnya. Tapi sayang, perjuangannya dipandang sebelah
mata oleh Ibu Ravey. Talithapun terusir dan kembali ke Indonesia. Bukan saja
karena Ibu Ravey merasa lebih berkuasa atas anaknya, tapi kesepakatan konyol
mereka terbongkar.
Kesadaran itu menggugahnya seketika, bahwa kehendak dan kuasa
Tuhan ada di atas segala-galanya. Di atas pergerakan waktu dan kemampuan manusia
untuk mengisinya. Mungkin, ia akan mengusahakan kebahagiaan itu hadir lebih
awal dalam rumah tangga mereka andai saja ia tahu bila hari ini, beberapa jam
yang lalu, musibah itu menjadi takdir yang telah digariskan untuk Ravey. (Halaman 170)
Apakah rumah tangga mereka dapat diselamatkan? Atau
hanya berakhir konyol seperti kesepakatan awal? Mungkinkah, a miracle of touch menjadi sesuatu yang
mengubah segalanya? Baca selengkapnya dalam novel yang menjadi pemenang
berbakat lomba novel Amore GPU 2013 ini.
Seperti biasa, Riawani Elyta selalu meramu
novel-novelnya dengan bahasa yang cerdas. Dalam novel ini, ia menjelaskan
dengan runut tentang dietician,
sebuah profesi yang masih jarang diangkat ke dalam novel. Menelusurinya, sekaligus
membuka wawasan tentang pentingnya menjaga berat badan tetap ideal, mengatur pola
makan sampai food combining.
Meskipun novel ini termasuk adult romance, tapi Riawani Elyta mampu mengemasnya dengan tetap
mematuhi batas-batas kesopanan. Adegan-adegan yang ditampilkan juga jauh dari
kesan vulgar. Jadi, tidak ada kekhawatiran jika novel ini dibaca oleh remaja. Bertambah
satu lagi koleksi novel saya, yang bisa dengan leluasa saya taruh di rak buku. Saya tidak merasa was-was kalau tiba-tiba novel itu disentuh oleh
keponakan saya yang ABG.
Judul
Buku : A Miracle of Touch
Pengarang : Riawani Elyta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 240 Halaman
Terbit : November 2013
ISBN : 978-979-22-9949-6
The Writers, The Books and The Publisher |
Nice review San San. Aku harus belin buku ini :D
ReplyDeleteMakasih mbak Eky.. hayòo ke sini, nt kuajak jln2 ke tokbuk :D
DeleteThank you santi, untuk kesekian kalinya :-) masih kebayang deh ekspresi sekuriti kompas gramedia, mau ngusir mungkin gak tega yak, hihihi
ReplyDeleteHihi.. Sama-sama mbak. Nt kalau ketemu lagi, kita menggila lagi yak :D
DeleteKenapa pas ketemu AR, kau gak menggila a.k.a jaim?
DeleteWhy, why, why... :p
Udah gitu, kamyu kepergok ketawa-tawa sendiri, 2-3 kali gitu. Hiii... seyeeem
DeleteWhy, why, why? Hayo, jwb :p
Oooh... jadi kalian berdua 'ngedate' di belakangku yah? :O
ReplyDeleteAku cembokuuuur! :D :p
Eh, kamu.. kamu.. AR.. Kamu siapa? :p
DeleteTunjukkan harga dirimu, eh jati dirimu :D
Aku Ratu (bukan atut) :p
Deletemantabs tuh ....? gimana sih caranya agar tulisan kita dicetak di gramedia kasih tipsnya donk
ReplyDeleteKirim naskah atau ikut lomba yang diadain Kompas Gramedia, Mas Ahmad :)
Delete