Review Quidditch Through the Ages by J.K. Rowling


Bagi penggemar Harry Potter, tentu sudah tak asing lagi dengan permainan Quidditch. Permainan yang muncul dalam seri keempat -Harry Potter and the Goblet of Fire- ini semacam perpaduan olahraga sepak bola dan kriket, tetapi dilakukan di atas sapu terbang. Dalam manuskrip pertamanya, J.K. Rowling menggambar lingkungan sekolah sihir Hogwarts lengkap dengan lapangan permainan Quidditch.

 

Review Quidditch Through the Ages
Catatan peminjaman Perpustakaan Hogwarts
 

J.K. Rowling dan Detail Harry Potter

Harry Potter telah mengubah hidup seorang J.K. Rowling. 8 seri buku Harry Potter yang terbit dari tahun 1997 sampai dengan 2007 telah terjual lebih dari 600 juta kopi dan diterjemahkan dalam 84 bahasa. Ditambah dengan kesuksesan 8 seri film Harry Potter yang rilis dari tahun 2001 sampai dengan 2011, J.K. Rowling makin bersinar dan menjadikannya sebagai penulis terkaya di dunia.

Kadang saya berpikir, ada apa saja dalam kepala J.K. Rowling. Ia menciptakan Harry Potter dengan sangat cermat dan detail. Contohnya buku Quidditch Through the Ages ini, yang menjadi supplement untuk serial Harry Potter.

 

Review Quidditch Through the Ages
Pujian dari penulis-penulis dunia sihir
 

Membaca buku ini, saya merasa sedang berada di perpustakaan Hogwarts. J.K. Rowling memang menulis buku ini untuk mengisi perpustakaan Hogwarts, dengan pseudonim Kennilworthy Whisp. Albus Dumbledore didaulat memberikan kata pengantar. Di dalam kata pengantar, Prof. Dumbledore sekaligus memberikan ancaman, bagi barang siapa yang merusak atau menjatuhkan buku di kamar mandi, akan diciduk dan dituntut dengan denda yang besar. Guru besar kesayangan Harry Potter itu juga berpesan bahwa para Muggle (alias kita-kita, para manusia yang tidak dianugerahi kemampuan sihir) untuk tidak memainkan Quidditch.

Dalam catatan peminjaman buku, terpantau Ron Weasley terlambat mengembalikan, Hermione Granger meminjam dua kali, dan yang terakhir meminjam adalah Draco Malfoy.


Review Quidditch Through the Ages
Kata Pengantar Albus Dumbledore
 

Review Quidditch Through the Ages

Quidditch Through the Ages membahas sejarah permainan Quiddtich dalam dunia sihir dari masa ke masa, tim-tim yang pernah berjaya dan persebarannya ke seluruh dunia.


Review Quidditch Through the Ages
Golden Snitch
 

Konon, Quidditch muncul dari olahraga Balap Sapu Tahunan pada abad kesepuluh. Namun, kenapa alat terbang yang dipilih berupa sapu? Kenapa tidak karpet seperti orang Timur Tengah, tong terbang, atau kursi berlengan terbang? Para penyihir harus merahasiakan jati diri, dan jika ingin menyimpan alat terbang, haruslah sesuatu yang tidak memancing kecurigaan dan sesuatu yang mudah disembunyikan. Sapu sangat ideal untuk tujuan itu; benda itu tidak membutuhkan penjelasan atau alasan apapun bila ditemukan oleh Muggle, mudah dibawa, dan harganya murah.


Review Quidditch Through the Ages
Gawang Quidditch masa awal berupa keranjang
 

Permainan Quidditch memperebutkan Golden Snitch, bola seukuran buah walnut, dengan sayap keperakan yang mempunyai sendi yang bisa berputar seperti burung Snidget.

Para pemain Quidditch terdiri dari Keeper yang bertugas menjaga gawang, Beater yang bertugas menjaga anggota tim dari serangan Bludger, Chaser yang bertugas melempar Quaffle, dan Seeker yang bertugas mencari Snitch.  Seeker adalah penerbang yang paling ringan dan paling cepat dan menentukan hasil pertandingan. Dalam ceritanya, tahun keempat di Hogwarts, Harry Potter terpilih menjadi seorang Seeker mewakili Gryffindor melawan Slytherin (mungkin karena alasan itulah Hermione sampai meminjam buku ini dua kali, hehehe).


Review Quidditch Through the Ages
Lapangan Quidditch
 

Ada tiga belas tim yang pernah berjaya dalam sejarah. Mereka adalah Appleby Arrows, Ballycastle Bats, Caerphilly Catapults, Chudley Cannons, Falmouth Falcons, Holyhead Harpies, Kenmare Kestrels, Montrose Magpies, Pride of Portree, Puddlemere United, Tutshill Tornados, Wigtown Wanderers, dan Wimbourne Waps. J.K. Rowling menyampaikan prestasi masing-masing tim dengan detail. (Btw, unik-unik ya nama timnya).


Review Quidditch Through the Ages
Tim-Tim Quidditch yang pernah berjaya
 

J.K. Rowling and Her Legacy

Jujur saya senyum-senyum sendiri saat membuka, membaca, dan menutup buku ini, tersadar bahwa separuh hidup saya telah tersihir dan diwarnai oleh Harry Potter. Dan mungkin juga jutaan orang di luar sana. Harry Potter telah memberikan hiburan yang menyenangkan, mengalihkan perhatian sejenak dari dunia nyata yang kadang lebih mengherankan dan membingungkan dari dunia sihir ala sekolah Hogwarts. Meskipun bertema sihir, karakter-karakter dalam Harry Potter terasa humanistis dan pesan-pesannya lekat dalam kehidupan sehari-hari.


Review Quidditch Through the Ages
Arsip Piala Dunia Quidditch 1473
 

Bagi J.K. Rowling, Harry Potter adalah pembuka jalan eksistensinya. Harry Potter dengan segala pernak-perniknya telah menyejahterakan hidupnya dan anak-anak di dunia. Seperti buku Quidditch Through the Ages ini, J.K. Rowling mendonasikan seluruh royaltinya untuk Comic Relief, dan Lumos, yang merupakan yayasan amal panti asuhan yang didirikannya dan telah tersebar di berbagai negara.

Dengan segala keberhasilannya, J.K. Rowling telah menginspirasi dunia.

And, Harry Potter will be her eternal legacy…


Review Quidditch Through the Ages
Perkembangan Sapu Balap

Judul Buku  : Quidditch Through the Ages
Penulis          : J.K. Rowling (Pseudonim: Kennilworthy Whisp)
ISBN               : 97860203188288
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama



You Might Also Like

No comments