Gedung Joang 45

Gedung Joang 45 atau Museum Joang 45 terletak di Jalan Menteng Raya 31 Jakarta Pusat. Gedung yang dibangun pada sekitar tahun 1920-an ini, awalnya adalah hotel milik keluarga L.C. Schomper yang berkebangsaan Belanda. Ketika pendudukan Jepang, hotel tersebut diambil alih oleh para pemuda Indonesia dan difungsikan sebagai kantor yang dikelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang). Di kantor ini pernah diadakan program pendidikan politik oleh pemerintah Jepang untuk mendidik pemuda-pemudi Indonesia.

Gedung ini juga pernah dipakai untuk merancang berbagai aksi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menggunakannya sebagai pusat kegiatan menuju kemerdekaan, termasuk rencana membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk melakukan proklamasi kemerdekaan sesegera mungkin.

Setelah proklamasi kemerdekaan, berbagai aksi juga dibentuk di gedung ini melalui Komite van Aksi yang dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945, oleh beberapa tokoh pemuda yaitu Soekarni, Chaerul Saleh, AM. Hanafi, Wilkana, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Armunanto, Maruto Nitimihardjo Kusnaeni dan Djohar Nur. Komite van Aksi mendesak agar dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), PETA, dan Heiho dijadikan Tentara Rakyat Indonesia (TRI), beberapa organisasi pemuda seperti Barisan Pemuda, Barisan Buruh, serta Barisan Tani. Barisan Pemuda kemudian menjelma menjadi Angkatan Pemuda Indonesia (API).

Selain itu, Komite van Aksi juga memprakarsai peristiwa Rapat Raksasa Ikada yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dan lepas dari pengaruh penjajahan.



Gedung Joang 45 diresmikan sebagai museum pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 1970. Museum ini berisi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia, koleksi foto dokumentasi, lukisan dan diorama yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an.

Di bagian belakang samping kanan yang terpisah dari bangunan depan, terdapat ruangan yang menyimpan mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama, yaitu mobil REP 1 dan REP 2, serta Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.

Ruangan lain yang terdapat di samping bangunan utama adalah perpustakaan referensi sejarah ilmiah. Bagian belakang gedung digunakan sebagai kantor Wirawati Catur Panca.

Halaman bagian belakang yang memisahkan bangunan utama dan bangunan lainnya, terdapat pohon-pohon besar yang membuat sejuk suasana, dan seringkali dipakai untuk berkegiatan seperti pameran dan diskusi, berbagai macam lomba, dan Napak Tilas Proklamasi.

Banyak tokoh yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan mungkin banyak di antaranya yang tidak disebut dalam buku-buku sejarah. Kini, perjuangan mereka belum lah usai. Perjuangan itu niscaya berlanjut, diestafetkan dari generasi ke generasi, yang harus melalui berbagai tantangan sesuai masanya.

Seperti pesan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno ini, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Keep on fighting, whoever we are, in our respective roles!



You Might Also Like

No comments