Balada Pohon Zaitun

Cerita tentang Pohon Zaitun

Pohon zaitun memiliki sejarah akar budaya yang kuat di Palestina. Cabang zaitun dikaitkan dengan perdamaian dan kemakmuran selama berabad-abad. Pohon zaitun dapat tumbuh dalam kekeringan dan bertahan di bawah suhu nol derajat, embun beku atau kebakaran. Pohon zaitun juga menjadi lambang ketahanan Palestina dalam melawan pendudukan dan penjajahan Israel.

Pohon zaitun membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk mulai berbuah, dan bisa dipanen untuk beberapa generasi selanjutnya. Seluruh bagian pohon zaitun memiliki manfaat, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Minyak yang diekstrak dari buah zaitun memiliki kandungan antioksidan dan vitamin E yang tinggi.

Saat ini, hampir 50% dari seluruh lahan pertanian di Palestina ditanami 10 juta pohon zaitun asli sejak berabad-abad lalu. Sekitar 100.000 keluarga Palestina menjadikannya sebagai sumber pendapatan. Pohon zaitun menjadi simbol komunitas budaya, ketika seluruh keluarga berkumpul untuk memanen zaitun bersama-sama dalam balutan tradisi kuno.

Cerita tentang Pohon Zaitun
Panen zaitun dengan keffiyeh dan pakaian tradisional
(Credit image: Al Jazeera)

Warga palestina merawat pohon zaitun dengan sepenuh cinta, bagai merawat anak sendiri.

“Saya tidak ingin membangun dinding di sekitar rumah sehingga saya bisa melihat pohon zaitun dari dalam dan orang-orang yang berjalan melintas dapat menikmati hijaunya.” Fayza Jabr, warga Palestina.

“Pohon-pohon zaitun ini telah hidup melewati momen-momen saya dalam suka dan duka. Mereka tahu rahasia-rahasia saya. Ketika saya sedih atau khawatir, saya akan bercakap-cakap dengan mereka dan merawatnya. Namun, perang telah membunuh pohon-pohon itu.” Khaled Baraka, warga Palestina.

Faktanya, penjajah Israel telah ‘memusuhi’ dan 'memerangi' pohon zaitun sejak tahun 1967 sampai dengan sekarang.

Warga Palestina menghadapi tantangan-tantangan berat untuk memelihara dan mempertahankan pertanian zaitun.

Pertama, terkait izin.

Jika tanah yang ditanami pohon zaitun berada di area C, yang mencakup 60% Tepi Barat, berdasarkan Perjanjian Oslo, adalah di bawah kendali penuh penjajah Israel. Para petani harus memiliki izin dari otoritas penjajah Israel untuk mengakses tanah mereka.

Bisa kamu bayangkan, untuk mengakses tanah sendiri harus memerlukan izin dari penjajah? It doesn’t make sense!

Berdasarkan sumber PBB, 42% permohonan untuk izin akses kebun-kebun zaitun ditolak. Jika sebuah keluarga aktif secara politik atau pernah dihukum (rata-rata warga Palestina menjadi tahanan penjajah Israel tanpa tuduhan yang jelas), maka semua orang dalam keluarga tersebut akan ditolak izinnya. Sistem tersebut dibuat untuk memaksa warga Palestina agar mengorbankan perlawanannya pada penjajahan.

Cerita tentang Pohon Zaitun
Seorang ibu memeluk pohon zaitun yang dihancurkan tentara penjajah
(Credit image included)

Kedua, terkait pemukim.

Di Tepi Barat, pohon zaitun bisa dicabut secara paksa dan dihancurkan oleh serangan pemukim-pemukim penjajah Israel. Serangan-serangan itu sering dilakukan di depan para petani selama masa panen.

Serangan oleh pemukim atas pohon zaitun meningkat 39% dari tahun 2010-2011, dan 315% dari tahun 2007-2011. Bagi pemukim Isarel, serangan terhadap warga Palestina adalah sebuah bentuk rasa kewarganegaraan yang baik dan dimaksudkan untuk membantu polisi menegakkan undang-undang perencanaan dan pembangunan di wilayah Palestina. 

Bisa kamu bayangkan, hak milikmu diambil atau dihancurkan secara paksa, tetapi kamu tidak bisa menuntut atas kejahatan itu? Such a weird civilitation!

Sejak tahun 1967, lebih dari 800.000 pohon zaitun telah dibakar atau dicabut secara paksa dan ilegal. Pada Agustus 2021, lebih dari 9.000 pohon telah diratakan. Pada November 2022, tentara penjajah Israel mencabut paksa dan menghancurkan lebih dari 2.000 pohon di desa Qarawat Bani Hassan. 

Sebuah lembaga penelitian terapan di Jerusalem memperkirakan kerugian ekonomi Palestina akibat penghancuran pohon zaitun dari tahun 1967-2009 mencapai 55.133.602 USD.

Olive Tree Quote


Sejak agresi brutal penjajah Israel 7 Oktober 2023, sekitar 3.000 pohon zaitun telah dihancurkan oleh pemukim ilegal.

Pencabutan paksa pohon zaitun menyebabkan konsekuensi pada ketahanan pangan, degradasi estetika, erosi tanah dan hilangnya vegetasi.

Dengan menebang pohon-pohon zaitun secara ilegal, penjajah Israel mempunyai akses lebih luas terhadap berhektar-hektar tanah untuk perluasan pemukiman penjajah. Perampasan terhadap kelangsungan hidup pohon zaitun di Palestina bukan hanya sekadar perampasan tanah, tetapi juga perampasan atas Hak Asasi Manusia, ekonomi, sosial, dan budaya.


- 6 Ramadan 1445 H -



Referensi: Al Jazeera

You Might Also Like

No comments