Utsman Bin Affan, Khulafaur Rasyidin Ketiga

 

Kehidupan Rasulullah dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang menakjubkan. Masing-masingnya memiliki kelebihan yang melengkapi satu sama lainnya.

Dalam diri sahabat-sahabat Rasulullah itu berkumpul karakter pribadi yang tak hanya cemerlang di dalam, tetapi juga bersinar di luar. Mereka tak hanya ahli ibadah, tetapi juga ahli syukur, sabar, adil, zuhud, pemaaf, dermawan, serta rela berkorban dengan segenap harta dan jiwa raga demi kemaslahatan umat.

Perihal kedermawanan, Ustman bin Affan telah mengukir sejarah gemilang, yang jejaknya masih bisa disusuri sampai hari ini.

Menyelami lebih dalam mengenai Ustman bin Affan, sungguh saya malu semalu-malunya, mengecil sekecil-kecilnya menjadi butiran debu yang tak tampak. Receh sekali. Sereceh recehan yang saya masukkan ke dalam kotak infak, ketika ada lembaran-lembaran biru dan merah muda yang tetap saya pertahankan di dalam dompet. Sereceh itu.


 

Utsman Bin Affan

Namanya Utsman bin Affan bin Abu Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Ibunya Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abd Syams bin Abdi Manaf bin Qushay. Nasab Utsman bin Affan bertemu dengan Rasulullah pada Abdi Manaf.

Julukan Utsman Bin Affan

Kuniyah Utsman bin Affan adalah Abu ‘Amru dan Abu Abdillah.
Julukannya adalah Dzunnurain (Pemilik Dua Cahaya), karena menikahi dua putri Rasulullah yaitu Ruqayyah dan Ummu Kaltsum.

Rekam Jejak Moral Utsman Bin Affan

Masa sebelum Islam, Utsman bin Affan terkenal hartawan, sangat pemalu, halus tutur bahasanya, serta dicintai dan dihormati kaumnya. Utsman bin Affan tak meyembah berhala, tak meminum khamar, dan memelihara dirinya dari melihat aurat.

Utsman bin Affan adalah orang keempat yang memeluk Islam dari golongan laki-laki, sesudah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah putri Rasulullah, adalah orang yang berhijrah dua kali. Pertama, mereka berhijrah ke Habasyah. Ketika berada di Habasyah, mereka merindukan kebersamaan dengan Rasulullah, kemudian memutuskan untuk kembali ke Mekkah. Lalu kedua, mereka pun turut serta berhijrah ke Madinah.

 

 Biografi Utsman bin Affan

 

Ketika datang ke Madinah, Rasulullah mendapati jumlah air tawarnya sedikit. Tidak ada sumur air tawar di Madinah kecuali sumur Ruma. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membeli sumur Ruma lalu mempersilakan kaum muslimin dengan baik untuk ikut menimba darinya, maka ia berhak mendapat surga atas hal itu.”

Utsman bin Affan membelinya dengan harga 35.000 dirham. Sumur milik orang Yahudi yang awalnya airnya diperjualbelikan itu akhirnya menjadi milik umat yang siapa saja boleh mengambil airnya.

Utsman bin Affan juga membeli tanah di sekitar Masjid Nabawi dengan harga 25.000 dirham untuk perluasan masjid.

Masyaallah, ketika saya berkesempatan menginjakkan kaki di Madinah, saya melihat dengan mata kepala sendiri tanah-tanah wakaf Utsman bin Affan yang sampai sekarang masih terus berproses pembangunannya untuk penginapan-penginapan jamaah haji dan umroh. Keuntungan-keuntungan dari penginapan itu terus mengalir dan diputar untuk wakaf-wakaf lainnya.

Melihat itu saya merinding, harta Utsman bin Affan terus mengalirkan keberkahan, bahkan setelah 1400-an tahun berlalu. Masyaallah…

 

Wakaf Utsman bin Affan
Salah satu wakaf Utsman bin Affan di Madinah

 

Ketika bersiap-siap dalam Perang Badar, Rasulullah memberi amanat kepada Utsman bin Affan untuk mendampingi dan merawat istrinya yang sakit. Sesudah Perang Badar, Ruqayyah wafat, dan Rasulullah menikahkannya dengan Ummu Kaltsum. Utsman bin Affan kemudian turut serta dalam Perang Uhud, Perang Ghathfan, Perang Dzatur Raqa’, kejadian Hudaibiyah dan pembebasan Mekkah.

Pada tahun kesembilan Hijriyah, Raja Heraklius bersiap-siap menyerang Jazirah Arab. Rasulullah memerintahkan menyerukan kepada para sahabat untuk bersiap melakukan jihad dalam Perang Tabuk.

Abnu Syihab Az-Zuhri mengatakan, “Dalam Perang Tabuk, Utsman menyumbangkan 940 unta dan 60 kuda untuk menggenapi jumlah 1.000. Utsman juga datang kepada Rasulullah menyumbangkan 10.000 dinar untuk membiayai pasukan usra. Uang tersebut ditaruh Umar di hadapan Rasulullah. Beliau lantas membolak-baliknya dengan tangannya dan bersabda dua kali, “Apa yang dilakukan Utsman setelah hari ini tidak apa-apa (dimaafkan dosa-dosanya).”

Jika dikonversikan dengan nilai uang sekarang, seberapa banyak itu?

Ketika pasukan kembali dengan segala perlengkapannya, Utsman bin Affan tidak pernah meminta kembali apa-apa yang telah ia biayai dan sumbangkan.

Ustman bin Affan adalah orang yang paling pemalu, bahkan malaikat pun malu terhadapnya. Rasulullah pernah membenarkan letak kainnya ketika Utsman bin Affan masuk ke ruangannya.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Umatku yang paling penyanyang adalah Abu Bakar, yang paling tegas adalah Umar, yang paling jujur dan malu adalah Utsman, yang paling tahu halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling ahli qira’ah adalah Ubay, dan yang paling mengetahui faraidh (ilmu tentang warisan) adalah Zaid bin Tsabit. Tiap-tiap umat ada orang yang terpercayanya dan orang yang terpercaya umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarah.”

 

 

Ketika kekhilafahan berada di tangan Abu Bakar Ash-Shiddiq, terjadi krisis ekonomi, hujan tak turun, tanah tak menumbuhkan tanaman. Manusia dalam kesusahan. Utsman bin Affan menyedekahkan bahan makanan untuk kaum fakir, miskin, janda, dan anak-anak yatim.

Ketika kekhilafahan berada di tangan Umar Bin Al-Khathab, Utsman bin Affan dijadikan menteri. Sifat Utsman bin Affan yang lembut seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, mengimbangi Umar bin Al-Khathab yang tegas, sehingga pemerintahan dan politik negara yang ideal dan adil terbentuk.

Utsman bin Affan termasuk salah satu sahabat yang meriwayatkan banyak hadits Rasulullah seperti hadits tentang wudhu, kalimat ikhlas, kalimat takwa, mengetahui Allah adalah kunci masuk surga, kebajikan-kebajikan dan perkara-perkara yang kekal, serta bahaya berdusta atas nama Rasulullah.

Meskipun berlimpah harta, Utsman bin Affan tetap hidup sederhana dan menghormati para pembantunya.

Abdullah Ar-Rumi mengatakan, “Utsman bin Affan mengambil sendiri air wudhunya apabila ia melakukan shalat malam. Dikatakan kepadanya, “Jika kamu memerintahkan pembantumu, maka itu akan mencukupimu.” Utsman menjawab, “Tidak, malam hari adalah hak mereka untuk beristirahat.”

Utsman bin Affan pernah marah pada salah satu pembantunya, lalu menjewer telinganya hingga merasa kesakitan. Malam harinya Utsman bin Affan tidak dapat tidur kecuali setelah memanggil pembantunya itu dan memerintahkannya supaya membalasnya dengan jeweran yang sama. Awalnya pembantunya tidak mau menuruti perintah itu. Akan tetapi, Utsman bin Affan terus memerintahkannya hingga pembantunya ganti menjewernya.

Ketika kekhilafahan berada di tangan Utsman bin Affan, wilayah Islam mencapai Kuffah, Azerbaijan, Syam, Cyprus, Mesin, An-Nuba, dan Afrika. Konon karena perdagangan, Islam juga sudah sampai ke Samudera Pasai (Aceh).

Utsman bin Affan adalah pemimpin pertama yang mengizinkan perang di lautan, atas usulan dari Muawiyah bin Abi Sufyan. Utsman Bin Affan juga membangun pangkalan-pangkalan militer.


Kebanggaan terbesar Utsman bin Affan adalah ketika menyatukan umat dalam satu mushaf, yang telah dimulai sejak masa Rasulullah, dilanjutkan masa Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar Bin Al-Khathab. Masa Utsman bin Affan adalah masa mega proyek penulisan Al-Qur’an. Mushaf itu dibagikan ke seluruh wilayah Islam yang makin luas, dengan disertai pengajar yang mengajarkan umat Islam cara membacanya dengan bacaan-bacaan yang bisa diterapkan berdasarkan hadits shahih dan mutawir. Ali bin Abi Thalib adalah penasehat utamanya.

Ketika ada beberapa orang mencela tentang proyek penulisan mushaf itu, Ali bin Abi Thalib membela, “Wahai manusia, janganlah kalian berlebihan dengan sikap Utsman, dan janganlah kalian membahasnya kecuali kebaikan. Demi Allah, apa yang telah dikerjakan Utsman mengenai mushaf-mushaf tersebut adalah berdasarkan persetujuan kami semua (para sahabat).” Mushaf telah meredam konflik yang terjadi di berbagai wilayah mengenai pemahaman Al-Quran dan menutup gerbang fitnah.

Masyaallah, mushaf Al-Qur’an diperjuangkan sepanjang usia oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, demi generasi-generasi berikutnya.

Utsman bin Affan memimpin umat selama dua belas tahun, masa kekhilafahan Khulafaur Rasyidin terpanjang. Umat hidup dalam kemakmuran dan tatanan sosial kemasyarakatan terbentuk. Namun, tak sedikit pula orang-orang yang menyimpang, dengki, dan terjadi konspirasi untuk melawan. Utsman bin Affan pun bersabar menghadapinya, karena mengingat Rasulullah pernah memberikan wasiat dan peringatan mengenai hal tersebut.

Tragedi pembunuhan Utsman bin Affan adalah faktor utama yang memicu berbagai tragedi memilukan lainnya dalam sejarah Islam dan memengaruhi berbagai jalannya peristiwa berikutnya. Akibatnya, hati dan jiwa manusia berubah dan munculnya kedustaan dan kepalsuan hingga penyimpangan dari ajaran Islam secara masif, baik dari segi akidah maupun syariatnya.

 

Utsman bin Affan telah mengorbankan seluruh harta dan jiwa raganya untuk tegaknya agama. Karakter-karakter Utsman bin Affan adalah tebaran cahaya terang yang nyalanya bersinar sampai hari ini.

Mudah-mudahan, sesekali waktu nanti kita merasa malu ketika memasukkan recehan ke kotak infak, sementara lembaran biru dan merah muda melayang ke pusat-pusat perbelanjaan.

Mudah-mudahan, sesekali waktu nanti kita merasa malu ketika mengamati media sosial lebih lama dibandingkan mempelajari mushaf Al-Qur’an Al-Karim.

Aamiin.


Referensi: Biografi Utsman bin Affan oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi

(Pustaka Al-Kautsar 2017)

 

Jakarta, 17 Ramadhan 1444 H, hari Nuzulul Qur'an


You Might Also Like

No comments