Review Garuda Gaganeswara



Suatu hari, bertahun-tahun yang lalu, saya bersama empat teman dari komunitas Pelangi Soloraya mengikuti workshop penulisan first novel yang diselenggarakan oleh penerbit Tiga Serangkai di sebuah hotel di Yogyakarta. Saat itu, first novel karya Ary Nilandari yang berjudul Nathan Sang Penjelajah Mimpi, menjadi salah satu buku contoh yang kami baca berkali-kali. Kami terkagum-kagum dibuatnya. Saat itu, saya baru terpapar bahwa buku bacaan anak-anak ada penjejangannya.

 

Review Garuda Gaganeswara
Verse Novel dan First Novel karya Ary Nilandari


Hasil dari workshop tersebut, dari kami berempat (saya, Diah, Norma, dan Ayu), hanya Diah yang melaju ke babak final sampai kemudian bukunya terbit. Yeah, Permen-Permen Kastil Loli adalah first novel sekaligus first book-nya Diah.

Bertahun-tahun kemudian, saya sering menyimak materi kepenulisan oleh Ary Nilandari dalam beberapa forum kepenulisan, khususnya Paberland. Saya pun makin terkagum-kagum. Selain mumpuni dalam menulis buku bacaan anak berbagai jenjang, Ary Nilandari juga jago menulis buku untuk remaja dan dewasa. Sebuah paket komplet.

Tiga tahun belakangan, saya mengenal jenis bacaan lagi: verse novel, dari seorang Ary Nilandari juga!

First Novel dan Verse Novel

Sekilas, pelafalan first novel dan verse novel hampir sama. Tetapi keduanya sangat berbeda.

First novel merupakan buku cerita fiksi untuk anak-anak dengan tingkat paling mudah untuk dibaca dan dipahami, dengan range usia sekitar 6-8 tahun. First novel tidak terlalu tebal dengan ukuran huruf yang lumayan besar karena targetnya adalah untuk pembaca awal. (Lalu saya ingat, ketika masih kelas empat SD, saya membaca buku cerita tentang Ken Arok dan Ken Dedes yang lumayan tebal. Ini sangat menyalahi aturan penjejangan! :D)

Review Garuda Gaganeswara


Verse novel yang disebut juga dengan novel syair adalah jenis puisi naratif, di mana narasi sepanjang novel diceritakan melalui media puisi, bukan prosa. Bentuk syair bait yang sederhana atau kompleks dapat digunakan. Ada pemeran, latar, narasi, deskripsi, dialog serta tindakan dalam cara yang novelistik. Verse novel yang pernah saya baca antara lain Sepatu Sang Raja karya Djokolelono dan Wild Symphony karya Dan Brown, yang kebetulan juga diterjemahkan oleh Djokolelono. Saya pernah membuat review Wild Symphony di sini.

Review Garuda Gaganeswara

Verse novel adalah sebuah alternatif bagi yang kurang suka membaca novel dengan narasi, deskripsi, dan dialog yang panjang. Verse novel bisa dibaca dalam sekali duduk.

Review Garuda Gaganeswara


Garuda Gaganeswara mengusung konsep ini. Walaupun dikemas dalam bait-bait layaknya puisi, tetapi Ary Nilandari jeli untuk tetap menghadirkan unsur-unsur pembangun novel seperti penokohan, latar, alur serta konflik. Detail tersebut yang diselipkan secara ringkas dan padat, membuat novel ini asyik dinikmati, tanpa sadar tahu-tahu sudah menapak halaman terakhir.

Yang unik dan tidak membuat bosan ketika membaca buku ini adalah visualisasi format penulisan bait-baitnya. Ada yang menjorok ke kiri, menjorok ke kanan, rata tengah, menyerupai bentuk tangga atau kombinasi dari semuanya. Bahkan ketika menceritakan pohon cempaka kembar yang digambarkan layaknya gerbang, bentuk baitnya benar-benar menyerupai sebuah gerbang. Ketika membaca bagian ini, dalam hati saya berujar, “It’s beyond creative.”

 Review Garuda Gaganeswara


Selain format penulisan bait yang unik, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang indah dan memukau, menyatu dengan alur ceritanya.

Diceritakan, ayah Ganes menghilang secara misterius. Dia mengumpulkan petunjuk dari verse novel yang ditulis ayahnya tetapi belum selesai. Konon, ayahnya terperangkap di Kerajaan Cakrawala yang tak kasatmata. Temannya, Jatayu, juga sedang mencari ibunya yang konon diculik dan hilang melalui Gerbang Rahasia di antara pohon cempaka kembar. Mereka harus memecahkan Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar untuk mengetahui petunjuk selanjutnya. Sayangnya, petunjuk itu terkait dengan musuh bebuyutan mereka di sekolah, Kusagra si penindas. Mereka harus bergegas sebelum Kerajaan Cakrawala jatuh ke tangan penguasa zalim.

Review Garuda Gaganeswara


Di sini lah letak keseruan buku ini, ketika ketiga anak tersebut saling bermusuhan, terpaksa akur, hingga mencoba saling membantu. Konflik-konflik di antara mereka menjadi inti dan pesan yang diselipkan secara manis dan halus.

Jika mereka berhasil memecahkan Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar, mungkinkah ada teka-teki lainnya yang harus mereka hadapi kembali?

Saya memupuk harap bahwa Ary Nilandari sedang menyiapkan kejutan teka-teki lainnya untuk sekuel Garuda Gaganeswara. Can’t wait!


 
Judul Buku: Garuda Gaganeswara: Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar
Pengarang: Ary Nilandari
Tebal: 250 Halaman
ISBN: 9786025182983
Penerbit: Alif Republika

Note:
Untuk Mbak Ary Nilandari, terima kasih untuk cintanya yang besar dan luas bagi kemajuan dunia literasi Indonesia, dan juga untuk konsistensi menyuarakan Palestina. Terima kasih selalu Mbak Ary!


You Might Also Like

No comments