We have an Indonesian Hospital in Gaza, Palestine
We have an Indonesian Mosque in Gaza, Palestine
And, we have a Palestine Walk in Bandung, Indonesia
Palestine Walk: Road to Freedom
Setapak Palestina: Jalan Menuju Kebebasan
Dear gadis Palestina..
Indonesia memiliki Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina, yang pendiriannya melalui lika-liku panjang sejak awal tahun 2009 dan diresmikan tahun 2015. Indonesia juga memiliki Masjid Istiqlal di Gaza Palestina, yang diresmikan 22 Februari 2022, tepat 44 tahun sejak peresmian Masjid Istiqlal di Jakarta Indonesia.
Kau tahu, dua simbol persaudaraan negara kita itu hancur dibombardir entitas zionis penjajah dalam agresi yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan ini. Tapi kami tak gentar, Insyaallah, kami akan membangunnya lagi dan lagi.
Tahu kah kau, kalau kami juga memiliki Palestine Walk di Bandung Indonesia yang diresmikan pada 13 Oktober 2018? Memang baru empat tahun, tapi sejarahnya panjang. Begini ceritanya..
Palestine Walk: Setapak Jalan Menuju Kebebasan |
Dulu, kami pun terjajah. Setelah Belanda hengkang, Jepang menduduki negeri kami antara tahun 1942-1945. Saat itu, Palestina juga dalam pendudukan Inggris dan sudah dilirik gerakan zionis untuk mendirikan tanah airnya. Gerakan bodoh macam apa itu?
Ketika Jepang menyerah dalam Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, para pejuang negeri kami gigih mempersiapkan rencana kemerdekaan. Tapi, bahkan setahun sebelum itu, negerimu sudah mengakui Indonesia sebagai negara secara de facto. Seorang Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini menyiarkan informasi dan dukungan itu di Radio Berlin, Jerman pada 6 September 1944. Sebuah bantuan diplomasi yang berarti.
Selanjutnya, saudagar kaya Palestina Muhammad Ali Taher menyumbangkan dana yang dikirim dari Bank Arabia untuk keperluan perjuangan Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia. Lagi, sebuah bantuan materi yang berarti.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, tak banyak yang mengakuinya. Negara-negara lain yang mengakui kemerdekaan Indonesia tercatat di tahun selanjutnya, seperti Mesir (22 Maret 1946), Suriah (2 Juli 1947), Vatikan (6 Juli 1947) dan Irak (16 Juli 1947), dan Lebanon (29 Juli 1947). Dan tahun-tahun selanjutnya, pengakuan demi pengakuan bertambah.
Sementara negerimu, sejak tragedi Nakba pada bulan Mei 1948, terus merana dan merana. Entitas zionis penjajah makin leluasa untuk membantai warga dan menyerobot tanah negerimu.
Tugu Asia Afrika, Bandung |
Dear gadis Palestina…
Hampir satu dekade setelah merdeka, negeri kami terus mengupayakan pengakuan dunia dan turut menginisiasi berbagai perundingan dan konferensi. Salah satunya adalah Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung Indonesia, diikuti oleh 29 negara Asia dan Afrika. Konferensi ini bertujuan untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika serta melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Dalam Konferensi Asia Afrika juga disepakati untuk mencantumkan sikap atas apa yang terjadi di Palestina sebagai bagian dari komunike final dan menyatakan dukungan terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina serta menyerukan tercapainya resolusi tentang persoalan Palestina.
Berbagai resolusi terkait negerimu yang kemudian dibawa ke organisasi paling mentereng sedunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, selalu dimentahkan lagi dan lagi. Perlakuan diskriminatif itu telah menyusutkan tanah airmu. Hingga agresi demi agresi mendera negerimu, mata dan telinga dunia seolah-olah tertutup, acuh, tak mau tahu!
Dear gadis Palestina…
Untuk menandai 60 tahun Konferensi Asia Afrika, pada 19-24 April 2015 diselenggarakan Asia Africa Senior Officials Meeting (AA SOM) di Bandung, yang dihadiri oleh 89 kepala negara di Kawasan Asia Afrika. Palestina pun hadir, dan menjadi satu-satunya negara peserta yang masih dalam penjajahan. Betapa ironis sekali!
AA SOM menghasilkan beberapa dokumen yang salah satunya adalah menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas perjuangan dan ketabahan Palestina.
Karena Bandung memiliki nilai historis yang panjang terkait negerimu, maka inisiasi pembangunan Palestine Walk muncul dan direalisasikan. Jalan sepanjang 100 meter di Alun-Alun Timur Kota Bandung yang dilengkapi dengan taman kecil, berujung pada Tugu Monumen Konferensi Asia Afrika di Jalan Asia Afrika Bandung. Setapak jalan itu diresmikan pada 18 Oktober 2018, sebagai rangkaian penutup gelaran Solidarity Week for Palestine yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri pada 13-17 Oktober 2018.
Menurut Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri kami, Palestine Walk ini sebagai pengingat agar semangat perjuangan Palestina tetap beresonansi di hati rakyat Indonesia.
Sebuah harapan untuk kebebasan dan kemerdekaan bangsamu, dear gadis Palestina…
Karena Indonesia memiliki utang tanggung jawab kepada Palestina yang belum juga tertunaikan hingga kini, dan akan impas jika Palestina benar-benar bebas dari pendudukan entitas zionis penjajah.
Maka simbol-simbol persahabatan seperti Rumah Sakit Indonesia, Masjid Istiqlal Indonesia, dan Palestine Walk ini diharapkan dapat mempererat persaudaraan dua negeri, untuk tetap berdiri berdampingan, bersama memperjuangkan hak berbangsa yang berdaulat!
No comments