Review The Boy and The Heron

Sebagai penggemar film-film animasi Studio Ghibli, tentu film ini sudah lama saya nanti-nantikan, tepatnya sejak diumumkan bahwa Hayao Miyazaki sedang menggarap film terakhirnya sebelum pensiun, beberapa tahun lalu.

Untuk film-film Studio Ghibli sebelumnya yang berjumlah 22, saya sudah pernah membuat ulasan singkat seluruhnya di sini:

Review Film Studio Ghibi bagian 1

Review Film Studio Ghibli bagian 2

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli

The Boy and The Heron merupakan film animasi fantasi, yang digarap oleh Hayao Miyazaki berdasarkan novel ‘How Do You Lived?’ Karya Genzaburo Yoshino tahun 1937. Hayao Miyazaki melakukan penyesuaian cerita dengan menambahkan pengalamannya sendiri yang tumbuh dalam masa Perang Dunia II.

How Do You Lived?
Image Credit: Amazone

Ketika film ini selesai digarap dan akan dirilis, Studio Ghibli tidak membuat promosi sama sekali. Tidak ada trailer, tidak ada rilis casting, gambar, atau sinopsis. Rilis perdana dilakukan secara teatrikal di Jepang pada tanggal 14 Juli 2023. Kemudian mulai tayang di bioskop di Indonesia pada awal Desember 2023.

Meskipun tanpa promosi, film ini disambut hangat oleh fans setia Studio Ghibli (contohnya saya). Seolah nama besar Hayao Miyazaki cukup untuk menjamin mutu filmnya. Dan terbukti, kurang dari enam bulan sejak rilis perdana, film ini berhasil meraih penghargaan Golden Globe untuk film animasi terbaik pada awal tahun 2024.

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli


Berbicara tentang film-filmnya, menurut pendapat saya, sebenarnya The Boy and The Heron ini bukanlah karya terbaik atau masterpiece dari seorang Hayao Miyazaki. Alur film ini cenderung lambat pada awal cerita. Sebagian yang sudah nonton berujar bahwa filmnya kurang seru.

Hayao Miyazaki's Art Work
Image Credit: Studio Ghibli

Masih menurut saya, aura latar The Boy and The Heron ini merupakan perpaduan antara Spirited Away dan My Neighbor Totoro. Untuk karakter, saya merasakan bahwa Mahito mirip dengan Sho dalam The Secret world of Arriety, Hisako kecil mirip dengan Kiky dalam Kiky’s Delivery Service. Tidak ada sesuatu yang benar-benar baru. Namun perlu diapresiasi, bahwa Hayao Miyazaki memang tekun dan konsisten menggambar manual untuk seluruh film-filmnya. Dan itu menjadi keunikan dan kekhasannya. And remember, he was 82 when he made this film! Salute..

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli


Tema yang menonjol dalam The Boy and The Heron ini adalah dilema perubahan menuju kedewasaan dengan menghadapi konflik dan kehilangan. 

Berkisah tentang Mahito Maki, seorang anak lelaki yang kehilangan ibunya, Hisako, karena sebuah kebakaran pada masa perang pasifik. Ayahnya, Shoichi, seorang pemilik pabrik amunisi menikahi Natsuko, adik Hisako. Mereka pindah ke wilayah pedesaan.

WaraWara
Image Credit: Studio Ghibli

 

Mahito adalah anak yang introvert dan belum sepenuhnya pulih dari luka masa kecil akibat kehilangan sang ibu. Meskipun Natsuko baik dan berusaha menyayanginya, Mahito belum bisa sepenuhnya menerima.

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli


Suatu hari seekor bangau muncul dan membawa Mahito masuk ke menara tinggi yang tertutup. Menara tersebut konon dibuat oleh kakeknya, yang sudah tak pernah dimasuki lagi selama puluhan tahun. Di hari lain, bangau tersebut berjanji akan menemukan ibu Mahito dalam menara.

Natsuko ditemani beberapa pelayan wanita mencari Mahito yang suatu hari hilang dan diduga masuk menara. Mahito ditemukan, tetapi menjadi semakin diam dan muram.

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli


Hari berikutnya, Natsuko yang sedang hamil besar menghilang dan diduga masuk menara. Selanjutnya, Mahito ditemani salah satu pelayan mencari Natsuko dan memasuki menara. Banyak hal tak terduga terjadi yang kemudian mengubah seorang Mahito.

The Boy and The Heron
Studio Ghibli


Cerita selengkapnya? Lebih baik kalian langsung menontonnya sendiri ya.

Blog tidak mengulas dengan spoiler, hehehhe…

The Boy and The Heron
Image Credit: Studio Ghibli


You Might Also Like

No comments